PENGUKURAN PEUBAH
Pengukuran adalah dasar dari penyelidikan ilmiah. Segala sesuatu yang kita
lakukan dimulai dengan pengukuran objek yang akan kita pelajari. Pengukuran
adalah pemberian angka atau kode pada suatu obyek.
Terdapat
empat Jenis Skala Pengukuran yaitu Nominal,
Ordinal,
Interval,
Ratio.
Skala yang paling rendah adalah Nominal dan yang tertinggi adalah Skala Rasio.
Skala pengukuran yang lebih tinggi akan memiliki karakteristik skala pengukuran
di bawahnya. Misalnya, skala Rasio akan memiliki karakteristik Nominal,
Interval, dan Ordinal.
A.
Skala Nominal
Sebelum kita
membicarakan bagaimana alat analisis data digunakan, berikut ini akan diberikan
ulasan tentang bagaimana sebenarnya data nominal yang sering digunakan dalam
statistik nonparametrik bagi mahasiswa. Menuruti Moh. Nazir, data nominal
adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek
mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun.
Ciri-ciri
data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data
nominal merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan. Bila objek
dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka,
set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.
Misalnya
tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing
anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan
renang (3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa
tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih
tinggi dari tenis. Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika
ditambahkan. Angka yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja. Begitu
juga tentang suku, yakni Dayak, Bugis dan Badui.
Tentang partai,
misalnya Partai Bulan, Partai Bintang dan Partai Matahari. Masing-masing
kategori tidak dinyatakan lebih tinggi dari atribut (nama) yang lain. Seseorang
yang pergi ke Jakarta, tidak akan pernah mengatakan dua setengah kali, atau
tiga seperempat kali. Tetapi akan mengatakan dua kali, lima kali, atau tujuh
kali. Begitu juga tentang ukuran jumlah anak dalam suatu keluarga. Numerik yang
dihasilkan akan selalu berbentuk bilangan bulat, demikian seterusnya. Tidak
akan pernah ada bilangan pecahan. Data nominal ini diperoleh dari hasil
pengukuran dengan skala nominal.
B. Skala Ordinal
Skala ordinal memungkinkan
kita untuk mengurutkan peringkat dari objek yang kita ukur. Dalam hal
ini kita bisa mengatakan A “lebih” baik dibanding B atau B “kurang” baik
dibanding A, namun kita tidak bisa mengatakan seberapa banyak lebihnya A
dibanding B. Dengan demikian, batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang
lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah apakah nilai
tersebut lebih tinggi, sama, atau lebih rendah daripada nilai yang lain, namun
kita tidak bisa mengatakan berapa perbedaan jarak (interval) diantara
nilai-nilai tersebut. Contoh umum variabel ordinal adalah status sosial ekonomi
keluarga. Sebagai contoh, kita tahu bahwa kelas menengah ke atas lebih tinggi
status sosial ekonominya dibanding kelas menengah ke bawah, tapi kita tidak
bisa mengatakan berapa lebihnya atau mengatakan bahwa kelas menengah ke atas 18
% lebih tinggi. Pemberian simbol/kode angka pada skala ordinal, selain
berfungsi untuk membedakan karakteristik antar objek juga sudah menetukan
urutan peringkat dari objek tersebut.
Contoh:
- Tingkat pendidikan atau kekayaan
- Tingkat keparahan penyakit
- Tingkat kesembuhan
- Derajat keganasan kanker
C.Skala Interval
Pemberian
angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan
ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan data
interval. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek
yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari
objek yang diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala
interval dinamakan data interval.
Misalnya
tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur dengan
ukuran interval pada skala prestasi dengan ukuran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, maka
dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara mahasiswa C dan A adalah 3 – 1 = 2.
Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6 – 3 = 3. Akan tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A ataupun
prestasi mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa B.
D. Skala Rasio
Ukuran yang
meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni
ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur
dinamakan ukuran rasio (data rasio). Data rasio, yang diperoleh melalui
pengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak
tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan
titik nol di atas. Oleh karena ada titik nol, maka data rasio dapat dibuat
perkalian ataupun pembagian.
Angka pada
data rasio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Jika ada
4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp.
10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila dilihat dengan ukuran rasio
maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan
pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan pengemudi C adalah
4/3 kali pendapatan pengemudi B.
Dengan kata
lain, rasio antara pengemudi C dan A adalah 4 : 1, rasio antara pengemudi D dan
A adalah 5 : 1, sedangkan rasio antara pengemudi C dan B adalah 4 : 3. Interval
pendapatan pengemudi A dan C adalah 30.000, dan pendapatan pengemudi C adalah 4
kali pendapatan pengemudi A. Contoh data rasio lainnya adalah berat badan bayi
yang diukur dengan skala rasio. Bayi A memiliki berat 3 Kg. Bayi B memiliki
berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur dengan skala rasio, maka
bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C. Bayi B
memiliki rasio berat badan dua kali dari berat badan bayi C, dan bayi C
memiliki rasio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A, dst.
Dari hasil
pengukuran dengan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data rasio. Alat
analisis (uji hipotesis asosiatif) yang digunakan adalah statistik parametrik
dan yang lazim digunakan untuk data rasio ini adalah Pearson Korelasi Product
Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan
Multiple Regression.Sesuai dengan ulasan jenis pengukuran yang digunakan, maka
variabel penelitian lazimnya bisa di bagi menjadi 4 jenis variabel, yakni
variabel (data) nominal, variabel (data) ordinal, variabel (data) interval, dan
variabel (data) rasio.
Variabel
nominal, yaitu variabel yang dikategorikan secara diskrit dan saling terpisah
satu sama lain, misalnya status perkawinan, jenis kelamin, suku bangsa, profesi
pekerjaan seseorang dan sebagainya. Variabel ordinal adalah variabel yang
disusun atas dasar peringkat, seperti motivasi seseorang untuk bekerja,
peringkat perlombaan catur, peringkat tingkat kesukaran suatu pekerjaan dan
lain-lain. Variabel interval adalah variabel yang diukur dengan ukuran interval
seperti indek prestasi mahasiswa, skala termometer dan sebagainya, sedangkan
variabel rasio adalah variabel yang disusun dengan ukuran rasio seperti tingkat
penganggguran, penghasilan, berat badan, dan sebagainya.
Variabel
& Jenisnya
_ Variabel
: Gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati/atribut
dari
sekelompok orang/objek yang memiliki variasi antara satu dengan
yang
lainnya dalam kelompok tersebut
_ Variabel
independen : variabel stimulus, input, prediktor, dan
antecedent
(variabel bebas yaitu variabel yang menjadi
sebab/berubahnya
variabel dependen (terikat)
_ Variabel
dependen : variabel respon, kriteria, konsekuen (variabel
terikat
yaitu variabel yang dipengaruhi/menjadi akibat, karena adanya
variabel
independen)
_ Variabel
moderator : variabel yang mempengaruhi (memperkuat/
memperlemah)
hubungan antara variabel independen & dependen
_ Variabel
intervening : Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
(memperkuat/memperlemah)
hubungan antara variabel independen &
dependen,
tetapi tidak terukur
_ Variabel
kontrol : Variabel yang dikendalikan/ dibuat konstan
No comments:
Post a Comment