2.1 Pengertian Perkembangan Manusia
Dalam
buku “Human Development”, definisi perkembangan manusia adalah proses perubahan
dan kemantapan/kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang.
Tujuan ilmu perkembangan ini agar manusia lebih mengerti tentang
dirinya.(Papalia et al, 2007)
Perubahan
dan kemantapan mencakup pada perkembangan fisik yang meliputi pertumbuhan tubuh
dan otak, sensori, ketrampilan, kesehatan. Perkembangan kognitif yang meliputi
belajar, perhatian, memori, bahasa, berfikir, berargumen dan kreativitas.
Perkembangan psikososial yang meliputi emosi, kepribadian dan hubungan
sosial. Tapi tidak ada definisi yang baku dalam tahapan perkembangan ini,
tergantung pada konstruk sosial yang dianut di masing-masing negara atau budaya.
(Papalia et al, 2007)
2.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Perkembangan
itu komplek, setiap individu dalam tahapan perkembangan yang sama menunjukkan
perbedaan, seperti ukuran tubuh, keadaan emosi, intelegensi, dan sebagainya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut Papalia et al (2007)
dalam buku “Human Development” adalah:
a.
Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua biologis, misalnya
kecerdasan dan watak.
b.
Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di mana individu
tumbuh dan berkembang.
c.
Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai ketrampilan baru, misalnya
kematangan otak dan tubuh pada fase anak-anak awal, sehinggga mempunyai
kemampuan untuk berjalan dan berbicara. Karakteristik diri dan pengalaman
sangat berperan dalam beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
d.
Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan anak)
e.
Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan, kemiskinan)
f.
Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, perilaku modeling dari
orang tua)
g.
Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang membentuk identitas diri)
(Papalia,
et al, 2007)
1.3
Pengaruh Normatif dan Non-normatif
Untuk
mengerti kesamaan dan perbedaan di masa perkembangan, kita harus melihat apakah
tahap perkembangan tersebut dialami oleh sebagian besar individu atau hanya
individu tertentu.
Pengaruh
normatif adalah pengalaman yang dialami oleh hampir semua individu sepanjang
rentang kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman yang sama sesuai dengan
tahap perkembangannya. Pengalaman normatif seperti kematangan seksual yaitu
pubertas dan menopause, peran sosial yaitu dalam pendidikan, menikah, menjadi
orang tua dan pensiun. (Papalia et al, 2007)
Pengaruh
non-normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang dialami individu yang
berdampak dalam kehidupan individu. Suatu peristiwa yang terjadi pada suatu
waktu di rentang kehidupan. Peristiwa non-normatif seperti menikah di usia
remaja, meninggal sewaktu kecil, mengalami kecelakaan pesawat, memenangkan
lotre.(Papalia et al, 2007)
1.4
Risk Factors dan Protective Factors
Dalam
rentang kehidupan manusia terdapat hal-hal yang dapat mendukung atau malah
sebaiknya menggangu proses perkembangan sesuai dengan tahapannya. Hal ini yang
disebut risk factors dan protective factors. Risk factors adalah
kondisi-kondisi yang meningkatkan kemungkinan perkembangan yang negatif,
misalnya kurangnya akses jaminan kesehatan, keluarga yang berantakan, dan
tekanan dari orang lain serta kemiskinan. (Papalia et al, 2007). Protective
factors adalah segala sesuatu yang melindungi atau mengurangi kemungkinan
gangguan perkembangan, misalnya dukungan keluarga dan sosial, strategi koping.
(www.about.com)
1.5
Tahap-Tahap Perkembangan Manusia
Dalam
buku “Human Development” karangan Papalia et al (2007) disebutkan
tahapan-tahapan perkembangan manusia yaitu:
- Masa prenatal
- Masa bayi & toddler ( lahir-3 tahun)
- Anak-anak awal (3-6 tahun)
- Anak-anak pertengahan (6-11 tahun)
- Remaja /adolescence (11-20 tahun)
- Young adulthood (20-40 tahun)
- Middle adulthood (40-65 tahun)
- Late adulthood (65 tahun ke atas)
1.6
Tugas-Tugas Perkembangan Manusia
Tahapan
perkembangan manusia mempunyai 3 dimensi tahapan perkembangan, yaitu
perkembangan fisik, perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial.
Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas sensori,
ketrampilan motorik dan perkembangan kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan
kognisi adalah berupa perubahan dalam kemampuan mental, contohya pembelajaran,
perhatian, memori, bahasa, pemikiran, penalaran dan kreatifitas. Untuk
perkembangan psikososial perubahan dalam emosi, kepribadian, dan hubunga
sosial.
Pada
bagian ini, penulis akan memaparkan tugas perkembangan sesuai rentang waktu
pengalaman yang masih diingat oleh subyek. Ada lima tahapan perkembangan yang
dilalui dan masih diingat oleh subyek, yaitu masa toddler, masa anak awal, masa
anak petengahan, masa remaja dan masa dewasa awal.
1.6.1
Bayi dan Toodler
Pada
tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai mencapai
umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi beroperasinya semua sistem rasa
dan tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan
tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan fisik (ketrampilan)
berlangsung dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan untuk
belajar dan mengingat peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan
kemampuan untuk memecahkan masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman
dan bahasa dengan cepat. Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan
kelekatan dengan orang tua, caregiver dan orang lain dengan kuat,
berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya perubahan dari ketergantungan
menjadi mandiri. Meningkatkan ketertarikan dengan anak-anak yang lain yang
seumuran.
(Papalia
et al, 2007)
1.6.2
Anak-Anak Awal (Early Childhood)
Rentang
umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun. Perkembangan fisik meliputi
mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih
ramping dan proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya
nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan.
Perkembangan kognitif meliputi pemahaman mengenai perspektif orang lain
berkembang, ketidakmatangan kognitif karena memiliki beberapa ide yang tidak
logis mengenai dunia, berkembangnya memori dan bahasa, kecerdasan dapat
diprediksi, mempunyai pengalaman belajar di preschool dan kindergarten.
Perkembangan psikososial meliputi konsep diri dan pemahaman emosi menjadi
lebih kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri,
berkembangnya identitas gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif
dan melibatkan orang lain (sosial), berkembangnya sifat menolong, agresif dan
ketakutan. (Papalia et al, 2007)
1.6.3
Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood)
Tahapan
ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan fisik
meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan
atletis, mengalami masalah pada sistem pernafasan,tetapi umumnya kesehatan
lebih baik di rentang kehidupan. Perkembangan kognitif meliputi menurunnya
egosentris, anak mulai berfikir secara logis, tapi nyata, menigkatkan kemampuan
memori dan bahasa, memasuki sekolah dasar, karena secara kognitif mengizinkan.
Perkembangan psikososial meliputi konsep diri lebih konpleks, yang mempengaruhi
sistem perhargaan dirinya, kontrol yang berubah dari orang tua ke anak (agak
kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan dengan teman sebaya.
(Papalia et al, 2007)
1.6.4
Remaja (Adolescence)
Tahapan
perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20 tahun.
Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan
alat reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan
pengunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas
diri. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan
berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam
beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke
pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial meliputi
pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang tua baik,
pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif. (Papalia et al,
2007)
1.6.5
Dewasa Awal (Young Adulthood)
Dewasa
awal ini merupakan masa transisi masa remaja menuju dewasa. Masa ini disebut
dengan “masa muda” (Kenniston dalam Santrock, 1995). Transisi ini ditunjukan
dengan kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan ( karir,
nilai-nilai, keluarga, hubungan, dan gaya hidup) dan merupakan transisi dari
sekolah menengah menuju universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika
individu berumur 20 tahun sampai 40 tahun (Papalia et al, 2007).
1.6.5.1
Perkembangan Fisik
Di
masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan,
serta di puncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang
sempurna, ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit
dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan yaitu genetik, perilaku (apa yang dimakan
(nutrisi), pola tidur, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan
obat-obatan terlarang). Faktor yang tidak langsung seperti kondisi
sosial-ekonomi, ras, gender dan hubungan dengan orang lain. Hal-hal ini memberi
kontribusi besar pada kesejahreaan pada saat ini dan mendatang. Hubungan
perilaku dan kesehatan mengambarkan hubungan antara aspek fisik, kognitif dan
emosional. (Santrock, 1995)
1.6.5.2
Perkembangan Kognitif
Pikiran
sehat menyatakan cara berfikir pemuda berbeda dengan anak-anak dan remaja.
Pemuda melakukan beberapa percakapan yang berbeda, memahami materi yang lebih
rumit, mengunakan pengalaman untuk memecahkan masalah.
Piaget : Pemuda mengalami pergeseran ke pemikiran post-formal.
Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif, dan
individualistis. Tahap kognisi orang dewasa ini sering kali disebut pemikiran post-formal
yang bersifat relatif. Pemikiran post-formal melihat bayangan abu-abu.
Pemikiran tersebut sering kali muncul sebagai respon terhadap peristiwa dan
interaksi membuka cara pandang tidak biasa terhadap sesuatu dan menantang
pandanan sederhana terpolarisasi terhadap dunia. Pemikiran tersebut
memungkinkan orang dewasa melampaui sistem logika tunggal dan mendamaikan atau
memilih diantara beberapa ide yang saling berlawanan. (Papalia et al, 2007)
Schaie: Model Rentang Kehidupan Perkembangan Kognitif. Model
schaie melihat perkembangan penggunaan inteletual dalam konteks sosial. Tujuh
tahapnya berkaitan dengan tujuan yang muncul ke permukaan dalam berbagai tahap
usia. Tujuan ini bergeser dari penguasaan informasi dan keterampilan (apa yang
harus saya ketahui) kepada intergrasi praktis pengetahuan dan keterampilan
(bagaimana menggunakan apa yang saya ketahui) untuk mencari makna dan tujuan
(mengapa saya harus tahu).(Papalia et al, 2007)
Perkembangan
Moral
Dalam
teori Kohlberg, masa dewasa, penilaian moral seringkali menjadi lebih kompleks.
Pengalaman mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria mereka
tentang benar dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman
personal sebagai alasan jawaban mereka terhadap dilemma moral. Misalnya,
orang-orang yang mengidap kanker atau saudara yang memiliki penyakit tersebut,
berkecenderungan lebih besar memaafkan pria yang mencuri obat mahal demi
istrinya yang sedang sakit sekarat, dan menjelaskan pandangan ini dari
pengalaman mereka sendiri (Papalia, 2007).
Pendidikan
dan Pekerjaan
Bagi
pemuda, keterbukaannya terhadap pendidikan atau lingkungan kerja baru
menawarkan peluang untuk mengasah kemampuannya, mempertanyakan asumsi yang
sudah dipegang sejak lama, dan mencoba cara baru memandang dunia.
Memasuki
dunia kerja. Penyesuaian pertama adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat,
minat dan faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit dipungkiri agar
kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga. Penyesuaian
kedua adalah pilihan jurusan harus dilakukan dengan mantap. Seberapa jauh
tingkat kemantapan pemilihan jurusan bagi seseorang bergantung pada tiga
faktor, yaitu pengalaman pekerjaan, daya tarik pribadi terhadap perkerjaan, dan
nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih.
Riset
otak memberikan penjelasan bagaimana orang menghadapi pekerjaan yang kompleks.
Perkembangan yang sempurna pada lobus frontal pada masa dewasa awal
telah memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan dalam satu waktu. Magnetic
resonance imaging mengungkapkan bagian paling depan lobus frontal,
fronto-polar prefrontal cortex (FPPC) memiliki fungsi khusus dalam memecahkan
masalah dan perencanaan.
Pendidikan
dan literasi orang dewasa. Banyak orang dewasa ini yang berusaha meningkatkan
keterampilan kerja mereka. Literasi merupakan persyaratan fundamental untuk
berpartisipasi bukan hanya di tempat kerja tapi juga dalam segala segi
masyarakat informasi modern. Orang dewasa terpelajar adalah mereka yang dapat
menggunakan informasi cetak dan tertulis untuk berativitas dalam masyarakat,
mencapai target mereka, dan mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka.
(Papalia
et al, 2007)
1.6.5.3
Perkembangan Psikososial
Tahap
perkembangan psikososial Erikson, masa dewasa awal ini berada pada tahap ke-6
yaitu “intimidasi vs isolasi”, Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat
komitmen personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi
dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri (self absorb). Akan
tetapi, mereka juga butuh kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan
meraka. Ketika mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari
intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan pemahaman etis, yang
dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan. (Papalia et al, 2007)
Pernikahan
& Menjadi Orang Tua
Pernikahan
dianggap cara terbaik menjamin keteraturan dalam membesarkan anak. Pernikahan
memungkinkan pembagian dalam hal konsumsi dan pekerjaan. Pernikahan menawarkan
intimasi, komitmen, persahabatan, kasih sayang, pemuasan seksual, pendampingan
dan peluang bagi pertumbuhan emosional, serta sumber identitas dan kepercayaan
diri. Kehadiran seorang anak merupakan kebahagiaan tersendiri dan
mengembangkan kecemasan dan tanggung jawab akan masa depan anaknya.(Papalia et
al, 2007)
No comments:
Post a Comment