Tuesday, 2 February 2016

Pengertian Perkembangan Manusia



2.1 Pengertian Perkembangan Manusia
Dalam buku “Human Development”, definisi perkembangan manusia adalah proses perubahan dan kemantapan/kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang. Tujuan ilmu perkembangan ini agar manusia lebih mengerti tentang dirinya.(Papalia et al, 2007)
Perubahan dan kemantapan mencakup pada perkembangan fisik yang meliputi pertumbuhan tubuh dan otak, sensori, ketrampilan, kesehatan. Perkembangan kognitif yang meliputi belajar, perhatian, memori, bahasa, berfikir, berargumen dan kreativitas. Perkembangan psikososial  yang meliputi emosi, kepribadian dan hubungan sosial. Tapi tidak ada definisi yang baku dalam tahapan perkembangan ini, tergantung pada konstruk sosial yang dianut di masing-masing negara atau budaya. (Papalia et al, 2007)
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Perkembangan itu komplek, setiap individu dalam tahapan perkembangan yang sama menunjukkan perbedaan, seperti ukuran tubuh, keadaan emosi, intelegensi, dan sebagainya. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut Papalia et al (2007) dalam buku “Human Development” adalah:
a.  Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua biologis, misalnya kecerdasan dan watak.
b.  Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di mana individu tumbuh dan berkembang.
c.  Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai ketrampilan baru, misalnya kematangan otak dan tubuh pada fase anak-anak awal, sehinggga mempunyai kemampuan untuk berjalan dan berbicara. Karakteristik diri dan pengalaman sangat berperan dalam beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
d.  Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan anak)
e.  Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan, kemiskinan)
f.   Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, perilaku modeling dari orang tua)
g.  Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang membentuk identitas diri)
(Papalia, et al, 2007)
1.3 Pengaruh Normatif dan Non-normatif
Untuk mengerti kesamaan dan perbedaan di masa perkembangan, kita harus melihat apakah tahap perkembangan tersebut dialami oleh sebagian besar individu atau hanya individu tertentu.
Pengaruh normatif adalah pengalaman yang dialami oleh hampir semua individu sepanjang rentang kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman yang sama sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengalaman normatif seperti kematangan seksual yaitu pubertas dan menopause, peran sosial yaitu dalam pendidikan, menikah, menjadi orang tua dan pensiun. (Papalia et al, 2007)
Pengaruh non-normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang dialami individu yang berdampak dalam kehidupan individu. Suatu peristiwa yang terjadi pada suatu waktu di rentang kehidupan. Peristiwa non-normatif seperti menikah di usia remaja, meninggal sewaktu kecil, mengalami kecelakaan pesawat, memenangkan lotre.(Papalia et al, 2007)
1.4 Risk Factors dan Protective Factors
Dalam rentang kehidupan manusia terdapat hal-hal yang dapat mendukung atau malah sebaiknya menggangu proses perkembangan sesuai dengan tahapannya. Hal ini yang disebut risk factors dan protective factors. Risk factors adalah kondisi-kondisi yang meningkatkan kemungkinan perkembangan yang negatif, misalnya kurangnya akses jaminan kesehatan, keluarga yang berantakan, dan tekanan dari orang lain serta kemiskinan. (Papalia et al, 2007). Protective factors adalah segala sesuatu yang melindungi atau mengurangi kemungkinan gangguan perkembangan, misalnya dukungan keluarga dan sosial, strategi koping. (www.about.com)
1.5 Tahap-Tahap Perkembangan Manusia
Dalam buku “Human Development” karangan Papalia et al (2007) disebutkan tahapan-tahapan perkembangan manusia yaitu:
  1. Masa prenatal
  2. Masa bayi & toddler ( lahir-3 tahun)
  3. Anak-anak awal (3-6 tahun)
  4. Anak-anak pertengahan (6-11 tahun)
  5. Remaja /adolescence (11-20 tahun)
  6. Young adulthood (20-40 tahun)
  7. Middle adulthood (40-65 tahun)
  8. Late adulthood (65 tahun ke atas)
1.6 Tugas-Tugas Perkembangan Manusia
Tahapan perkembangan manusia  mempunyai 3 dimensi tahapan perkembangan, yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial. Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas sensori, ketrampilan motorik dan perkembangan kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan kognisi adalah berupa perubahan dalam kemampuan mental, contohya pembelajaran, perhatian, memori, bahasa, pemikiran, penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial perubahan dalam emosi, kepribadian, dan hubunga sosial.
Pada bagian ini, penulis akan memaparkan tugas perkembangan sesuai rentang waktu pengalaman yang masih diingat oleh subyek. Ada lima tahapan perkembangan yang dilalui dan masih diingat oleh subyek, yaitu masa toddler, masa anak awal, masa anak petengahan, masa remaja dan masa dewasa awal.
1.6.1 Bayi dan Toodler
Pada tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai mencapai umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi  beroperasinya semua sistem rasa dan tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan  untuk belajar dan mengingat peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa dengan cepat. Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan kelekatan dengan orang tua, caregiver dan orang lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri. Meningkatkan ketertarikan dengan anak-anak yang lain yang seumuran.
(Papalia et al, 2007)
1.6.2 Anak-Anak Awal (Early Childhood)
Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun. Perkembangan fisik meliputi  mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif meliputi pemahaman mengenai perspektif orang lain berkembang, ketidakmatangan kognitif karena memiliki beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia, berkembangnya memori dan bahasa, kecerdasan dapat diprediksi, mempunyai pengalaman belajar di preschool dan kindergarten. Perkembangan psikososial meliputi  konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri, berkembangnya identitas gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial), berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan.   (Papalia et al, 2007)
1.6.3 Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood)
Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis, mengalami masalah pada sistem pernafasan,tetapi umumnya kesehatan lebih baik di rentang kehidupan. Perkembangan kognitif meliputi menurunnya egosentris, anak mulai berfikir secara logis, tapi nyata, menigkatkan kemampuan memori dan bahasa, memasuki sekolah dasar, karena secara kognitif mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri lebih konpleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan dirinya, kontrol yang berubah dari orang tua ke anak (agak kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan dengan teman sebaya. (Papalia et al, 2007)
1.6.4 Remaja (Adolescence)
Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20 tahun. Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif. (Papalia et al, 2007)
1.6.5 Dewasa Awal (Young Adulthood)
Dewasa awal ini merupakan masa transisi masa remaja menuju dewasa. Masa ini disebut dengan “masa muda” (Kenniston dalam Santrock, 1995). Transisi ini ditunjukan dengan  kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan ( karir, nilai-nilai, keluarga, hubungan, dan gaya hidup) dan merupakan transisi dari sekolah menengah menuju universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu berumur 20 tahun sampai 40 tahun (Papalia et al, 2007).
1.6.5.1 Perkembangan Fisik
Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, serta di puncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna, ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu genetik, perilaku (apa yang dimakan (nutrisi), pola tidur, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang). Faktor yang tidak langsung seperti kondisi sosial-ekonomi, ras, gender dan hubungan dengan orang lain. Hal-hal ini memberi kontribusi besar pada kesejahreaan pada saat ini dan mendatang. Hubungan perilaku dan kesehatan mengambarkan hubungan antara aspek fisik, kognitif dan emosional. (Santrock, 1995)
1.6.5.2 Perkembangan Kognitif
Pikiran sehat menyatakan cara berfikir pemuda berbeda dengan anak-anak dan remaja. Pemuda melakukan beberapa percakapan yang berbeda, memahami materi yang lebih rumit, mengunakan pengalaman untuk memecahkan masalah.
Piaget : Pemuda mengalami pergeseran ke pemikiran post-formal. Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahap kognisi orang dewasa ini sering kali disebut pemikiran post-formal yang bersifat relatif. Pemikiran post-formal melihat bayangan abu-abu. Pemikiran tersebut sering kali muncul sebagai respon terhadap peristiwa dan interaksi membuka cara pandang tidak biasa terhadap sesuatu dan menantang pandanan sederhana terpolarisasi terhadap dunia. Pemikiran tersebut memungkinkan orang dewasa melampaui sistem logika tunggal dan mendamaikan atau memilih diantara beberapa ide yang saling berlawanan. (Papalia et al, 2007)
Schaie: Model Rentang Kehidupan Perkembangan Kognitif. Model schaie melihat perkembangan penggunaan inteletual dalam konteks sosial. Tujuh tahapnya berkaitan dengan tujuan yang muncul ke permukaan dalam berbagai tahap usia. Tujuan ini bergeser dari penguasaan informasi dan keterampilan (apa yang harus saya ketahui) kepada intergrasi praktis pengetahuan dan keterampilan (bagaimana menggunakan apa yang saya ketahui) untuk mencari makna dan tujuan (mengapa saya harus tahu).(Papalia et al, 2007)
Perkembangan Moral
Dalam teori Kohlberg, masa dewasa, penilaian moral seringkali menjadi lebih kompleks. Pengalaman mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria mereka tentang benar dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman personal sebagai alasan jawaban mereka terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-orang yang mengidap kanker atau saudara yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih besar memaafkan pria yang mencuri obat mahal demi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri (Papalia, 2007).
Pendidikan dan Pekerjaan
Bagi pemuda, keterbukaannya terhadap pendidikan atau lingkungan kerja baru menawarkan peluang untuk mengasah kemampuannya, mempertanyakan asumsi yang sudah dipegang sejak lama, dan mencoba cara baru memandang dunia.
Memasuki dunia kerja. Penyesuaian pertama adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit dipungkiri agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga. Penyesuaian kedua adalah pilihan jurusan harus dilakukan dengan mantap. Seberapa jauh tingkat kemantapan pemilihan jurusan bagi seseorang bergantung pada tiga faktor, yaitu pengalaman pekerjaan, daya tarik pribadi terhadap perkerjaan, dan nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih.
Riset otak memberikan penjelasan bagaimana orang menghadapi pekerjaan yang kompleks. Perkembangan yang sempurna pada lobus frontal pada masa dewasa awal telah memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan dalam satu waktu. Magnetic resonance imaging mengungkapkan bagian paling depan lobus frontal, fronto-polar prefrontal cortex (FPPC) memiliki fungsi khusus dalam memecahkan masalah dan perencanaan.
Pendidikan dan literasi orang dewasa. Banyak orang dewasa ini yang berusaha meningkatkan keterampilan kerja mereka. Literasi merupakan persyaratan fundamental untuk berpartisipasi bukan hanya di tempat kerja tapi juga dalam segala segi masyarakat informasi modern. Orang dewasa terpelajar adalah mereka yang dapat menggunakan informasi cetak dan tertulis untuk berativitas dalam masyarakat, mencapai target mereka, dan mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka.
(Papalia et al, 2007)
1.6.5.3 Perkembangan Psikososial
Tahap perkembangan psikososial Erikson, masa dewasa awal ini berada pada tahap ke-6 yaitu “intimidasi vs isolasi”, Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri (self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan. (Papalia et al, 2007)
Pernikahan & Menjadi Orang Tua
Pernikahan dianggap cara terbaik menjamin keteraturan dalam membesarkan anak. Pernikahan memungkinkan pembagian dalam hal konsumsi dan pekerjaan. Pernikahan menawarkan intimasi, komitmen, persahabatan, kasih sayang, pemuasan seksual, pendampingan dan peluang bagi pertumbuhan emosional, serta sumber identitas dan kepercayaan diri.  Kehadiran seorang anak merupakan kebahagiaan tersendiri dan mengembangkan kecemasan dan tanggung jawab akan masa depan anaknya.(Papalia et al, 2007)

No comments:

Post a Comment