BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Banyak yang mengatakan bahwa psikoanalisa
merupakan satu hal yang unik sekaligus paradoksial, dan juga psikoanalisa
merupakan sistem yang paling dikenal luas meskipun tidak dipahami secara
universal. Dan disisi lain psikoanalisa ini juga banyak pengaruhnya dalam
bidang lain diluar psikologi melalui pemikiran penemunya, Sigmund Freud.
Memang konsep psikoanalisa ini berkembang
bukan dari psikologi tetapi dari ilmu kedokteran tentang penyakit jiwa, meskipun
begitu konsep ini banyak dipakai tidak hanya dalam bidang psikologi tetapi juga
di bidang yang lain seperti sosiologi dan disiplin yang lainnya.
Di masa awal perkembangannya, psikoanalisa
merupakan sebuah konsep yang revolusioner, karena pada masa itu dunia ilmu
pengetahuan sedang ramai memperbincangkan tentang teori darwin. Dan teori ini
telah membuat manusia mempunyai jiwa dianggap tidak lebih dari salah satu
anggota dari seluruh dunia hewan. Padahal manusia merupakan makhluk yang
kompleks yang bisa dipelajari fisik dan jiwanya.
Ketika itu perkembangan ilmu alam sedang
sangat pesat dan penemuan teori-teori baru sedang mengalami kemajuan sehingga
karena setiap bidang disiplin ilmu mempunyai pengaruh terhadap bidang ilmu
lainnya, maka Sigmund Freud pun mengembangkan teorinya yang revolusioner di
masanya.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana sejarah tentang psikoanalisis
?
2.
Apakah pengertian dari psikoanalisis ?
3.
Bagaimana hakikat manusia dalam psikoanalisis
?
4.
Apa landasan historis atau konsep dasar
dari psikoanalisis ?
5.
Bagaimana teknik-tekning konseling
psikoanalisa ?
6.
Bagaimana proses konseling psikoanalisa
?
7.
Apakah kelebihan dan kekurangan
psikoanalisis ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui sejarah tentang psikoanalisis
2. Untuk
mengetahui pengertian dari psikoanalisis
3. Untuk
mengetahui hakikat manusia dalam psikoanalisis
4. Untuk
mengetahui landasan historis/konsep dasar dari psikoanalisis
5. Untuk
mengetahui teknik-teknik konseling psikoanalisa
6. Untuk
mengetahui proses konseling psikoanalisa
7. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan psikoanalisis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan psikologi
ketidaksadaran. Perhatiannya tertuju kearah bidang motivasi, emosi, konflik,
simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisis
dahulu lahir bukan dari pengakuan psikologi melainkan dari kancah kedokteran,
yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Hall dan Lindaay mengatakan, bahwa dalam
psikologi dan psikoanalisis bersikap bermusuhan. Para psikologi bermusuhan
terhadap ide-ide Freud sebelum perang dunia II (1938-1945). Namun sesudah
perang dunia II, sikap permusuhan tersebut hilang, dan interpenetrasi keduanya
berkembang semakin pesat.
Psikoanalisis menjadi salah satu segi
pandangan yang dominan dalam psikologi akademik. Hal ini dikemukakan oleh Show,
Rapport, Hall, dan Lndzey. Psikoanalisis mulai memperhatikan masalah-masalah
tingkah laku normal dan mencapai puncaknya pada psikologi ego. Dan psikologi
juga memperhatikan pada psikoanalisis dan psikologi kepribadian. Misalnya
Lewwin dan Murray mengadakan penelitian empiris yang berhubungan dengan
psikoanalisis. Tokoh-tokoh eksperimentalis seperti Hall, Miller, Mowrer, Sears,
lama kelamaan juga berkenaan dengan konsep kepribadian Freud. Bahkan karya
peaget dianggap jembatan psikologi ke psikoanalisis (Walff 1996; cobliner,
1967). David rapport menyusun modal psikoanalisis yang mendekati psikologi
tradisional, dan ia dianggap yang paling banyak membawa prestasi psikoanalisis
dalam psikologi. Klien dan Errikson mengakui pengaruh tersebut.
Adanya pelatihan-pelatihan psikologi dalam
bidang psikoanalisis makin mendekatkan hubungan kedua ilmu tersebut.
Diantaranya adalah psikologi George Klein, yang dipandang telah mengawinkan
antara psikologi tradisional dan psikoanalisis. Nilai-nilai percobaan
laboratorium mulai dikenal oleh psikoanalisis termasuk metode kuantitatif.
Penghargaan terhadap penemuan-penemuan proses-proses kognitif dan pengembangan
teori psikoanalisis memberikan suatu orientasi dan wawasan tentang sang pribadi
yang telah terdapat dalam latar belakang pendidikan psikologi umum.
Selanjutnya, psikoanalisis tidak dianggap asing oleh psikologi akademik.
B.
Pengertian
Psikoanalisis
Psikoanalisis ditemukan di Wina,
Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam
disiplin ilmu psikologi yang memiliki beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya
psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik
penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Ø Psikoanalisis menurut definisi
modern yaitu:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan
psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan
perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk
kepribadian masa dewasa.
2. Psikoanalisis adalah teknik yang
khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar).
3. Psikoanalisis adalah metode
interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Ø Psikoanalisis dalam pengertian lain
(Hjelle & Ziegler, 1992) yaitu:
1. Teori mengenai kepribadian &
psikopatologi.
2. Metode terapi untuk gangguan
kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak
disadari.
Ø Psikoanalisis memiliki
sebutan-sebutan lain yaitu:
1. Psikologi dalam, karena menurut
Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari,
pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya,
diperlukan upaya lebih dalam.
2. Psikodinamika, karena Psikoanalisis
memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum
dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun
contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.
C. Hakikat
Manusia
Berangkat dari
teori yang berkembang freud, Manusia dipandang sebagai sistem-sistem energi.
Menurt pandangan Freud dinamika kepribadian terdiri dari energi psikis
dibagikan kepada id, ego dan superego. prinsip-prisip psikoanalisis
tentang hakikat manusia didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Perilaku
pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak.
2. Sebagian
besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari.
3. Pada
dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir,
terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya.
4. Secara
umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan
ketegangan menolak kesakitan dan mencari kenikmatan.
6. Pembentukan
simptom merupakan defentif
7. Pengalaman
tunggal hanya dapat dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang.
Masa lalu, masa kini dan masa keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa
kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan.
Apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab di
masa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan
datang.
8. Latihan
pengalaman di masa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa
dan diulang dalam transferensi selama proses terapi.
9. Pandangan
Psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap konseling dan
psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur
yang dapat dikembangkan
.
D. Landasan Historis /
Konsep Dasar
Psikoanalisa merupakan suatu sistem psikologi
Sebagai suatu sistem psikologi, psikoanalisa merupakan sistem yang paling
lengkap yang tersedia. Psikoanalisa mengandaikan pengalaman individu baik
dimasa kini maupun dimasa lampau, baik situasi individunya maupun situasi
sosialnya. Psikoanalisa
pada hakikatnya merupakan sebuah teori kepribadian. Teori kepribadian menurut
Freud, menyangkut tiga hal:
1.
Struktur kepribadian
·
Id
Id adalah system
kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id
ketika dilahirkan id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id
bersifat tidak logis , amoral, dan disorong oleh suatu kepentingan: memuaskan
kebutuhan-kebutuhan naluriah. Id adalah sumber segala dorongan; reservasi
naluri-naluri. Dengan kata lain id adalah aspek biologis yang merupakan system
kepribadian yang asli.
·
Ego
Merupakan Bagian
rasional dan dasar dari pikiran, yang membuat keputusan dan berhadapan dengan
realitas dunia luar. Ego adalah aspek
psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan
dunia kenyataan.
Secara teoretis, ego
lebih mudah menghadapi bahaya-bahaya eksternal daripada bahaya-bahaya internal.
Bahaya eksternal dihadapi dengan cara menghindar, sementara bahaya internal
tidaklah mungkin ditangani dengan cara demikian. Guna melindungi organisme yang
mudah menjadi rusak sebagai akibat pemenuhan atau bahkan kesadaran terhadap
dorongan-dorongan internal ini, suatu ego dikembangkan dengan beragam
pertahanan.
·
Super ego
Merupakan aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai
tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu. Super ego juga
merupakan “moral” (conscience), gudang peraturan dan larangan berkenaan
dengan yang harus anda lakukan dan tidak anda lakukan. Sikap yang dimiliki
seseorang dalam super ego sebagian besar merupakan internalisasi dari sikap
orang tuanya
2.
Dinamika kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energy psikis
itu didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena itulah
energy terbatas, maka terjadi semacam persaingan dalam menggunakan energy
tersebut.
3.
Perkembangan
kepribadian
Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok
sebagai sumber ketegangan, yaitu: proses pertumbuhan fisiologis (kedewasaan),
Fermustasi, Konflik, dan Ancaman.
Perkembangan kepribadian anak mempunyai tingkatan yang
berbeda-beda dari sejak lahir sampai berumur 5 tahun, adalah merupakan periode
dasar yang masih belum stabil, maju meningkat pada masa pemuda dan menuju
ketenangan pada masa dewasa.
Fase-fase perkembangan tersebut adalah
:
·
Fase oral (0-1 tahun) pada fase ini mulut merupakan daerah
pokok dari pada aktivitas dinamis.
·
Fase anal (1-3 tahun) pada fase ini kateksis dan anti kateksis
berpusat pada anal (pembuangan kotoran).
·
Fase Phallis (3-5 tahun) pada fase ini alat kelamin merupakan
daerah erogen terpenting.
·
Fase latent (5-13 tahun) pada fase ini implus-implus cenderung
untuk ada dalam keadaan tertekan.
·
Fase pubertas (12-20 tahun) Pada fase ini menonjol dan membawa
aktivitas dinamis kembali.
·
Fase geital (20-keatas) Pada fase ini individu telah berubah
dari mengejar kenikmatan, menjadi orang dewasa yang telah disosialisasikan
dengan realitas.
E.
Teknik-Teknik
Konseling Psikoanalisa
Psikoanalisa
disamping sebagai teori kepribadian, dapat pula berfungsi sebagai teknik
analisa kepribadian. Untuk dapat menerangkan suatu gejala psikoneurose
misalnya, agar dapat diusahakan penyembuhan terhadap penderita yang
bersangkutan maka perlu di analisa terlebih dahulu kepribadian penderita yang
bersangkutan. Dalam analisa ini umumnya dipergunakan cara pendekatan, yaitu melihat
dinamika dari dorongan-dorongan primitif (khususnya libido).
Teknik-teknik
yang dipergunakan dalam menganalisa kepribadian selanjutnya dipergunakan juga
sekaligus sebagai teknik psikoterapi karena pada prinsipnya psikoanalisa
mengakui bahwa kalau faktor penyebab yang tersembunyi didalam ketidaksadaran
sudah bisa diketahui dan dibawah ke kesadaran maka penderita dengan sendirinya
akan sembuh. Sebagai seorang murid Charcot, Freud masih berpendirian sama
dengan Charcot, yaitu bahwa penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat
disembuhkan setelah faktor penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat
diketahui.
Adapun
teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut:
1. Asosiasi Bebas
Teknik
pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan
klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak
mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah
klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan
melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah metode pengungkapan
pangalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan
situasi traumatik dimasa lalu, klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri
sendiri.
2. Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan
dalam analisis asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis
transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan
mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi
adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses
menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
Rambu-rambu
Interpretasi :
·
Interpretasi
disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal
yg disadari klien.
·
Interpretasi
dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional
klien).
·
Menetapkan
resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi atau konflik.
3. Analisis mimpi
Merupakan prosedur yang penting
untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh
titik terang kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan, aspek yang membuat
klien bermimpi itu dikarnakan adanya system imunitas pencernaan otak yang
membuat orang itu bermimpi dan bisa saja orang itu berimajinasi tinggi sehingga
terkontaminasi oleh masalah-masalah pribadinya sehingga terbawa mimpi”.
4. Analisis dan interpretasi
transferensi
Transferensi
(pemindahan).Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada
saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan
orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis
sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.
Tujuan dari analisis ini adalah
sebagai berikut :
·
Klien
memperoleh pemahaman atas pengalaman-pengalaman tak sadar dan pengaruh masa
lampau terhadap kehidupan sekarang.
·
Memungkinkan
klien menembus konflik lampau yang dipertahankan hingga sekarang dan menghambat
perkembangan emosinya.
5. Analisis dan interpretasi resistensi
Freud memandang resistensi sebagai
suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk
mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi
ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
F.
Proses
Konseling Psikoanalisa
Proses dipusatkan
pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan
tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.
Satu
karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap
anonim(tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukkan perasaan
dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya
kepada konselor. Konselor terutama berkenaan dengan membantu klien mencapai
kesadaran diri, ketulusan hati, dan berhubungan pribadi yang lebih efektif,
dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara realistis. Pertama-tama konselor
harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan
serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan
perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara,
konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah mempercepat
proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. Adapun proses
konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut :
1. Proses konseling dipusatkan pada
usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman
masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk
merekonstruksi kepribadian.
2. Konseling analitik menekankan
dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
- Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
- Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan dianalisia.
- Konselor harus membangun hubungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
- Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien memperoleh tilikan mengenai masalahnya.
- Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.
- Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas. Yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
- “dan klien memberikan hasil lintasan imajinasi yang terungkap, sehingga dapat di asosiasikan dalam pisikoanalitik ini.
G. Kelebihan dan Kekurangan Konseling Psikoanalisa
1. Kelebihan konseling
psikoanalisa antara lain :
·
Adanya motivasi yang tidak selamanya di
sadari.
·
Teori kepribadian dan teknik
psikoanalisa yang saling berhubungan.
·
Pentingnya masa lalu pada masa
kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
·
Model wawancara
sebagai alat terapi.
·
Teori dan
teknik saling berhubungan satu sama lain.
2. Kekurangan konseling
psikoanalisa antara lain :
·
Terlalu meminimalkan rasionalitas.
·
Data penelitian
yang bersifat empiris kurang banyak
mendukung sistem psikoanalisa.
·
Bahwa perilaku ditentukan oleh energi
psikis ( sesuatu yang meragukan ).
·
Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu
bersifat rasional dalam pendekatan.
·
Pandangan yang terlalu deterministik
dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
·
Terlalu memnekankan pengalaman pada
masa kanak-kanak.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Psikoanalisis berkembang dari ilmu kedokteran
dan konsepnya dipakai tdak hanya dalam bidang psikologi tetapi juga bidang lain
diluar psikologi. Teori psikoanalisa dari Freud dapat berfungsi sebagaia tiga
macam teori, yaitu sebagai teori kepribadian, sebagai teknik analisa
kepribadian, sebagai metode terapi (penyembuhan). Metode ini mempunyai beberapa
kelebihan yaitu:
·
Posisi Freud yang kukuh sebagai seorang
deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku
manusia dapat diramalkan.
·
Freud juga mengkaji produk-produk budaya
dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh
karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni.
·
bahwa penyakit biasanya (psikoneurose)
umumnya dapat disembuhkan setelah faktor penyebab dalam faktor ketidaksadaran
dapat diketahui.
·
Sebagai orang pertama yang menyentuk
konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran (unconsciousness),
anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur
kepribadian.
B.
Saran
Kami sebagai penyusun pertama-tama mohon maaf
apabila dalam pembuatan makalah ini masih belum mencapai kesempurnaan. Meskipun
demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan gambaran atau tambahan
ilmu bagi para pembaca. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan makalah ini kami
tunggu kritik dan sarannya dari para pembaca.
adakah ini sumbernya?
ReplyDeletesumber nya mana yaa???
ReplyDelete