Thursday, 11 February 2016

Makalah Psikoanalisis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

      Banyak yang mengatakan bahwa psikoanalisa merupakan satu hal yang unik sekaligus paradoksial, dan juga psikoanalisa merupakan sistem yang paling dikenal luas meskipun tidak dipahami secara universal. Dan disisi lain psikoanalisa ini juga banyak pengaruhnya dalam bidang lain diluar psikologi melalui pemikiran penemunya, Sigmund Freud.
      Memang konsep psikoanalisa ini berkembang bukan dari psikologi tetapi dari ilmu kedokteran tentang penyakit jiwa, meskipun begitu konsep ini banyak dipakai tidak hanya dalam bidang psikologi tetapi juga di bidang yang lain seperti sosiologi dan disiplin yang lainnya.
      Di masa awal perkembangannya, psikoanalisa merupakan sebuah konsep yang revolusioner, karena pada masa itu dunia ilmu pengetahuan sedang ramai memperbincangkan tentang teori darwin. Dan teori ini telah membuat manusia mempunyai jiwa dianggap tidak lebih dari salah satu anggota dari seluruh dunia hewan. Padahal manusia merupakan makhluk yang kompleks yang bisa dipelajari fisik dan jiwanya.
      Ketika itu perkembangan ilmu alam sedang sangat pesat dan penemuan teori-teori baru sedang mengalami kemajuan sehingga karena setiap bidang disiplin ilmu mempunyai pengaruh terhadap bidang ilmu lainnya, maka Sigmund Freud pun mengembangkan teorinya yang revolusioner di masanya.

B.     Rumusan Masalah
      Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah tentang psikoanalisis ?
2.      Apakah pengertian dari psikoanalisis ?
3.      Bagaimana hakikat manusia dalam psikoanalisis ?
4.      Apa landasan historis atau konsep dasar dari psikoanalisis ?
5.      Bagaimana teknik-tekning konseling psikoanalisa ?
6.      Bagaimana proses konseling psikoanalisa ?
7.      Apakah kelebihan dan kekurangan psikoanalisis ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sejarah tentang psikoanalisis
2.      Untuk mengetahui pengertian dari psikoanalisis
3.      Untuk mengetahui hakikat manusia dalam psikoanalisis
4.      Untuk mengetahui landasan historis/konsep dasar dari psikoanalisis
5.      Untuk mengetahui teknik-teknik konseling psikoanalisa
6.      Untuk mengetahui proses konseling psikoanalisa
7.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan psikoanalisis













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Psikoanalisis
      Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya tertuju kearah bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisis dahulu lahir bukan dari pengakuan psikologi melainkan dari kancah kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Hall dan Lindaay mengatakan, bahwa dalam psikologi dan psikoanalisis bersikap bermusuhan. Para psikologi bermusuhan terhadap ide-ide Freud sebelum perang dunia II (1938-1945). Namun sesudah perang dunia II, sikap permusuhan tersebut hilang, dan interpenetrasi keduanya berkembang semakin pesat.
      Psikoanalisis menjadi salah satu segi pandangan yang dominan dalam psikologi akademik. Hal ini dikemukakan oleh Show, Rapport, Hall, dan Lndzey. Psikoanalisis mulai memperhatikan masalah-masalah tingkah laku normal dan mencapai puncaknya pada psikologi ego. Dan psikologi juga memperhatikan pada psikoanalisis dan psikologi kepribadian. Misalnya Lewwin dan Murray mengadakan penelitian empiris yang berhubungan dengan psikoanalisis. Tokoh-tokoh eksperimentalis seperti Hall, Miller, Mowrer, Sears, lama kelamaan juga berkenaan dengan konsep kepribadian Freud. Bahkan karya peaget dianggap jembatan psikologi ke psikoanalisis (Walff 1996; cobliner, 1967). David rapport menyusun modal psikoanalisis yang mendekati psikologi tradisional, dan ia dianggap yang paling banyak membawa prestasi psikoanalisis dalam psikologi. Klien dan Errikson mengakui pengaruh tersebut.
      Adanya pelatihan-pelatihan psikologi dalam bidang psikoanalisis makin mendekatkan hubungan kedua ilmu tersebut. Diantaranya adalah psikologi George Klein, yang dipandang telah mengawinkan antara psikologi tradisional dan psikoanalisis. Nilai-nilai percobaan laboratorium mulai dikenal oleh psikoanalisis termasuk metode kuantitatif. Penghargaan terhadap penemuan-penemuan proses-proses kognitif dan pengembangan teori psikoanalisis memberikan suatu orientasi dan wawasan tentang sang pribadi yang telah terdapat dalam latar belakang pendidikan psikologi umum. Selanjutnya, psikoanalisis tidak dianggap asing oleh psikologi akademik.

B.     Pengertian Psikoanalisis
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memiliki beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Ø  Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1.      Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa.
2.      Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar).
3.      Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Ø  Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992) yaitu:
1.      Teori mengenai kepribadian & psikopatologi.
2.      Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.
Ø  Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:
1.      Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam.
2.      Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.

C.    Hakikat Manusia
      Berangkat dari teori yang berkembang freud, Manusia dipandang sebagai sistem-sistem energi. Menurt pandangan Freud dinamika kepribadian terdiri dari energi psikis dibagikan kepada id, ego dan superego. prinsip-prisip psikoanalisis tentang hakikat manusia didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.      Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak.
2.      Sebagian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari.
3.      Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir, terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya.
4.      Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan menolak kesakitan dan mencari kenikmatan.
5.      Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarahkan pada perilaku neurosis.
6.      Pembentukan simptom merupakan defentif
7.      Pengalaman tunggal hanya dapat dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan. Apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab di masa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
8.      Latihan pengalaman di masa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulang dalam transferensi selama proses terapi.
9.      Pandangan Psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap konseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan
.
D.    Landasan Historis / Konsep Dasar
Psikoanalisa merupakan suatu sistem psikologi Sebagai suatu sistem psikologi, psikoanalisa merupakan sistem yang paling lengkap yang tersedia. Psikoanalisa mengandaikan pengalaman individu baik dimasa kini maupun dimasa lampau, baik situasi individunya maupun situasi sosialnya. Psikoanalisa pada hakikatnya merupakan sebuah teori kepribadian. Teori kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal:
1.      Struktur kepribadian
·         Id
Id adalah system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id bersifat tidak logis , amoral, dan disorong oleh suatu kepentingan: memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah. Id adalah sumber segala dorongan; reservasi naluri-naluri. Dengan kata lain id adalah aspek biologis yang merupakan system kepribadian yang asli.
·          Ego
Merupakan Bagian rasional dan dasar dari pikiran, yang membuat keputusan dan berhadapan dengan realitas dunia luar. Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan.
Secara teoretis, ego lebih mudah menghadapi bahaya-bahaya eksternal daripada bahaya-bahaya internal. Bahaya eksternal dihadapi dengan cara menghindar, sementara bahaya internal tidaklah mungkin ditangani dengan cara demikian. Guna melindungi organisme yang mudah menjadi rusak sebagai akibat pemenuhan atau bahkan kesadaran terhadap dorongan-dorongan internal ini, suatu ego dikembangkan dengan beragam pertahanan.
·         Super ego
Merupakan aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu. Super ego juga merupakan “moral” (conscience), gudang peraturan dan larangan berkenaan dengan yang harus anda lakukan dan tidak anda lakukan. Sikap yang dimiliki seseorang dalam super ego sebagian besar merupakan internalisasi dari sikap orang tuanya
2.      Dinamika kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energy psikis itu didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena itulah energy terbatas, maka terjadi semacam persaingan dalam menggunakan energy tersebut.
3.      Perkembangan kepribadian
Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok sebagai sumber ketegangan, yaitu: proses pertumbuhan fisiologis (kedewasaan), Fermustasi, Konflik, dan Ancaman.
Perkembangan kepribadian anak mempunyai tingkatan yang berbeda-beda dari sejak lahir sampai berumur 5 tahun, adalah merupakan periode dasar yang masih belum stabil, maju meningkat pada masa pemuda dan menuju ketenangan pada masa dewasa.
            Fase-fase perkembangan tersebut adalah :
·         Fase oral (0-1 tahun)  pada fase ini mulut merupakan daerah pokok dari pada aktivitas dinamis.
·         Fase anal (1-3 tahun) pada fase ini kateksis dan anti kateksis berpusat pada anal (pembuangan kotoran).
·         Fase Phallis (3-5 tahun) pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting.
·         Fase latent (5-13 tahun) pada fase ini implus-implus cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan.
·         Fase pubertas (12-20 tahun) Pada fase ini menonjol dan membawa aktivitas dinamis kembali.
·         Fase geital (20-keatas) Pada fase ini individu telah berubah dari mengejar kenikmatan, menjadi orang dewasa yang telah disosialisasikan dengan realitas.

E.     Teknik-Teknik Konseling Psikoanalisa
Psikoanalisa disamping sebagai teori kepribadian, dapat pula berfungsi sebagai teknik analisa kepribadian. Untuk dapat menerangkan suatu gejala psikoneurose misalnya, agar dapat diusahakan penyembuhan terhadap penderita yang bersangkutan maka perlu di analisa terlebih dahulu kepribadian penderita yang bersangkutan. Dalam analisa ini umumnya dipergunakan cara pendekatan, yaitu melihat dinamika dari dorongan-dorongan primitif (khususnya libido).
Teknik-teknik yang dipergunakan dalam menganalisa kepribadian selanjutnya dipergunakan juga sekaligus sebagai teknik psikoterapi karena pada prinsipnya psikoanalisa mengakui bahwa kalau faktor penyebab yang tersembunyi didalam ketidaksadaran sudah bisa diketahui dan dibawah ke kesadaran maka penderita dengan sendirinya akan sembuh. Sebagai seorang murid Charcot, Freud masih berpendirian sama dengan Charcot, yaitu bahwa penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan setelah faktor penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui.
Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut:
1.      Asosiasi Bebas
Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah metode pengungkapan pangalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu, klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.
2.      Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
            Rambu-rambu Interpretasi :
·         Interpretasi disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yg disadari klien.
·         Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional klien).
·         Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi atau konflik.
3.      Analisis mimpi
Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh titik terang kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan, aspek yang membuat klien bermimpi itu dikarnakan adanya system imunitas pencernaan otak yang membuat orang itu bermimpi dan bisa saja orang itu berimajinasi tinggi sehingga terkontaminasi oleh masalah-masalah pribadinya sehingga terbawa mimpi”.


4.      Analisis dan interpretasi transferensi
Transferensi (pemindahan).Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.
Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut :
·         Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman-pengalaman tak sadar dan pengaruh masa lampau terhadap kehidupan sekarang.
·         Memungkinkan klien menembus konflik lampau yang dipertahankan hingga sekarang dan menghambat perkembangan emosinya.
5.      Analisis dan interpretasi resistensi
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.

F.     Proses Konseling Psikoanalisa
      Proses dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.
      Satu karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap anonim(tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Konselor terutama berkenaan dengan membantu klien mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan berhubungan pribadi yang lebih efektif, dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara realistis. Pertama-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. Adapun proses konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut :
1.      Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.
2.      Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
  1. Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
  2. Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan dianalisia.
  3. Konselor harus membangun hubungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
  4. Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien memperoleh tilikan mengenai masalahnya.
  5. Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.
  6. Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas. Yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
  7. “dan klien memberikan hasil lintasan imajinasi yang terungkap, sehingga dapat di asosiasikan dalam pisikoanalitik ini.
G.    Kelebihan dan Kekurangan Konseling Psikoanalisa
1.      Kelebihan konseling psikoanalisa antara lain :
·         Adanya motivasi yang tidak selamanya di sadari.
·         Teori kepribadian dan teknik psikoanalisa yang saling berhubungan.
·         Pentingnya masa lalu pada masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
·          Model wawancara sebagai alat terapi.
·          Teori dan teknik saling berhubungan satu sama lain.
2.      Kekurangan konseling psikoanalisa antara lain :
·         Terlalu meminimalkan rasionalitas.
·          Data penelitian yang  bersifat empiris kurang banyak mendukung sistem psikoanalisa.
·         Bahwa perilaku ditentukan oleh energi psikis ( sesuatu yang meragukan ).
·         Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendekatan.
·         Pandangan yang terlalu deterministik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
·         Terlalu memnekankan pengalaman pada masa kanak-kanak.
                                                                                        






BAB III
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
                 Psikoanalisis berkembang dari ilmu kedokteran dan konsepnya dipakai tdak hanya dalam bidang psikologi tetapi juga bidang lain diluar psikologi. Teori psikoanalisa dari Freud dapat berfungsi sebagaia tiga macam teori, yaitu sebagai teori kepribadian, sebagai teknik analisa kepribadian, sebagai metode terapi (penyembuhan). Metode ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
·         Posisi Freud yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan.
·         Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni.
·         bahwa penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan setelah faktor penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui.
·         Sebagai orang pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian.

B.     Saran
Kami sebagai penyusun pertama-tama mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih belum mencapai kesempurnaan. Meskipun demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan gambaran atau tambahan ilmu bagi para pembaca. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan makalah ini kami tunggu kritik dan sarannya dari para pembaca.

2 comments: