Saturday, 6 February 2016

jenis-jenis penelitian dalam pendidikan



MATA KULIAH       : METODOLOGI PENELITIAN
RAGAM PENELITIAN DAN MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
OLEH:
KELOMPOK 1

ISTIQFAR                                          20700111045
JUSNIATI                                          20700111046
MUHRAM VERIAWAN                  20700111066
NUR AZISAH ASRANI                   20700111074

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
                        Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alaamin, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Karena atas berkat, rahmat dan hidayahnyalah yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelasikan dan menyusun  makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu.
                        Makalah yang kami buat ini, membahas tentang “RAGAM PENELITIAN DAN MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA”, makalah ini kami buat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Metodologi Penelitian.
                        Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan kami petunjuk atau arahan dalam membuat makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.









Samata-Gowa             


 Penulis           



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penelitian berangkat dari masalah karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah. Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. John Dewey menyatakan bahwa langkah pertama dalam suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesulitan, hambatan atau masalah yang membingungkan peneliti (Ary, Jacobs, dan Razavieh, 1982: 73). Ibarat sebuah tanya jawab, masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari dalam proses penelitian. Meneliti adalah usaha mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Manusia memiliki rasa ingin tahu, sehingga selalu mencari tahu apa yang tidak diketahuinya. Masalah mencerminkan ketidaktahuan. Penelitian merupakan usaha manusia mengusahakan ketidaktahuan dapat berubah menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penelitian akan mempersempit wilayah ketidaktahuan karena sudah menjadi pengetahuan manusia.
Kedudukan masalah dalam penelitian sangat penting. Pemecahan masalah setengahnya ditentukan oleh kebenaran dalam perumusan masalahnya. Tidak dapat diharapkan pemecahan masalah dari pertanyaan yang salah. Pertanyaan masalah akan menentukan metode penelitian, cara pengumpulan data jenis data dan teknik analisis data yang akan digunakan. Untuk itu bagian ini dibahas mengenai masalah dan perumusannya dalam penelitian.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1985). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari materi ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana yang di maksud dengan Ragam Penelitian?
2.      Apa yang dimaksud dengan masalah penelitian?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari materi ini adalah sebagai berikut:
1.      Agar pembaca tahu, bagaimana itu ragam penelitian.
2.      Agar pembaca tahu,   apa yang dimaksud dengan masalah penelitian.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ragam Penelitian
Banyak sekali ragam penelitian yang dapat kita lakukan. Hal ini tergantung dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan sebagainya.
1.      Penelitan Ditinjau dari Tujuan
Seorang peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Sebagai contoh disuatu desa secara berturut-turut terjadi kematian penduduk, terutama anak-anak di bawah umur 5 tahun. Kejadian tersebut kelihatan misterius sehingga menarik perhatian dokter. Maka dibentuklah sebuah tim untuk mengadakan penelitian dengan maksud untuk menemukan sebab-musabab terjadinya musibah tersebut. Penelitian semacam ini dinamakan penelitian eksploratif.
            Pada tahun 1970 pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ingin mencoba metode pengajaran berprograma sebagai metode penyampaian pelajaran. Maka disusunlah seri Buku Berprograma dan mulai dicoba di sekolah.
            Semua kejadian yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar dicatat, diteliti, dan diadakan penyempurnaan seperlunya sehingga akhirnya diharapkan ditemukannya prototype metode penyampaian dengan menggunakan Buku Berprograma. Mengadakan percobaan dan penyempurnaan inilah yang digolongkan sebagai penelitian developmental atau penelitian pengembangan. Hampir disemua pabrik terdapat sebuah bidang yang bertugas mengadakan penelitian tentang hasil, mencoba meningkatkan mutu dalam skala luas. Bidang ini disebut Research and Developmend. Pada saat ini hampir di semua terdapat bagian R & D ini yang dikenal sebagai bagian Litbang (Penelitian dan Pengembangan).
            Pada tahun 1970 pernah diadakan penelitian tentang rasa solidaritas rakyat pedesaan, dan dihasilkan suatu kesimpulan. Dua tahun kemudian seorang peneliti lain mengadakan penelitian yang sama dengan tujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu. Penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain inilah yang dinamakan penelitian verifikatif.
            Sebuah lembaga pemerintah mengadakan upaya untuk meningkatkan disiplin karyawan. Setelah ditemukan strategi yang diperkirakan paling tepat, lembaga tersebut menyebarkan angket kepada karyawan untuk menanyakan usul-usul guna mengefektifkan strategi dimaksud.  Hasil yang diperoleh dari pengelohan data angket digunakan untuk menentukan kebijakan yang diambil oleh lembaga pemerintah tersebut sebagai upaya meningkatkan disiplin karyawan.
2.      Penelitian Ditinjau dari Pendekatan
Apabila seorang peneliti ingin mengetahui perkembangan kemampuan berpikir anak sekolah dasar kelas I sampai dengan kelas VI, maka dilakukan dua cara atau pendekatan bujur dan pendekatan silang.
a.       Pendekatan Longitudinal (Pendekatan Bujur)
Dengan pendekatan ini maka peneliti mencatat kemampuan berpikir sejak anak duduk di kelas I. Berturut-turut setiap tahun perkembangan tersebut dicatat yaitu dikelas II, III, IV, V dan VI. Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu pencatatan dilakukan. Apabila peneliti melakukan pencatatan pertama pada bulan Juni, maka pencatatan-pencatatan berikutnya juga harus dilakukan pada bulan yang sama sehingga kondisinya sama. Tentu saja pendekatan ini ada baiknya karena subjek yang diamati sama, sehingga factor-faktor intern individu tidak berpengaruh terhadap hasil. Kelemahannya, waktu penelitian sangat lama dan dikhawatirkan dalam jangka waktu yang lama ini telah banyak perubahan kondisi karena perkembangan zaman.
b.      Pendekatan Cross-Sectional (Pendekatan Silang)
Berbeda dengan pendekatan bujur, maka pendekatan silang tidak menggunakan subjek yang sama. Dalam waktu yang bersamaan, peneliti mengadakan pencatatan tentang tentang perkembangan berpikir anak-anak sekolah dasar secara serentak, yaitu kelas I, II, III, IV, V dan VI. Jelas, satu hal yang menguntungkan adalah bahwa datanya dengan cepat dapat terkumpul. Padahal data tersebut tidak dikotori oleh pengaruh perubahan waktu karena waktunya bersamaan. Akan tetapi subjek yang berbeda-beda perlu juga mendapatkan perhatian dan pertimbangan karena perkembangan seeseorang atau kelompok  satu tahun yang akan datang, mungkin ada perbedaan, atau bahkan sangat berlawanan keadaannya dengan perkembangan kelompok yang satu tahun lebih tua.
      Jika kita hubungkan dengan pengambilan data secara kontinu, maka pendekatan cross-sectional (silang) merupakan kompromi antara one-shot method (menembak satu kali terhadap satu kasus), dan longitudinal method (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
3.      Penelitian ditinjau dari Bidang Ilmu
Berkenaan  dengan jenis spesialisasi dan interes, maka tentu saja bidang ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya menurut siapa yang mengadakan penelitian. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah: penelitian terhadap pendidikan (lebih sempit lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesehatan), keteknikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya.
4.      Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
Pada umumnya penelitian banyak dilakukan di laboratorium. Untuk masa sekarang yang bias diteliti di laboratorium bukan monopoli ilmu pengetahuan alam saja, tetapi banyak bidang, termasuk penelitian bahasa.
Selain penelitian di laboratorium, penelitian di perpustakaan juga banyak dilakukan. Analisis isi buku (content analysis) merupakan kegiatan yang cukup mengasyikkan. Penelitian ini akan menghasilkan suatu kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis, lay-out, ilustrasi dan sebagainya.
Penelitian yang paling banyak dilakukan adalah penelitian kancah atau penelitian lapangan. Sesuai dengan bidangnya, maka penelitian lapangan berbeda-beda tempatnya. Penelitian pendidikan mempunyai lapangan bukan sekolah saja tetapi dapat di keluarga, di masyarakat, asal semuanya mengarah tercapainya tujuan pendidikan.


5.      Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Diantara banyak model yang ada dalam penelitian kualitatif, yang dikenal di Indonesia adalah penelitian naturalistic. Penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan alasan bahwa dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam pemberian penafsiran terhadap hasilnya. Namun demikian tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka. Dalam hal-hal tertentu, misalnya menyebutkan jumlah anggota keluarga, banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk belanja sehari-hari ketika menggambarkan kondisi suatu keluarga, tentu saja bisa. Yang tidak tepat adalah apabila dalam pengumpulan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik.
Sebaliknya dengan penelitian kuantitatif, banyak tituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Selain data berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data informasi kualitatif.
Nama yang dibicarakan ini disebut ”kualitatif naturalistik”. Istilah naturalistik menunjukan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi secara ilmiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami. Pengambilan data atau penjaringan fenomena dilakukan dari keadaan yang sewajarnya yang dikenal dengan sebutan ”pengambilan data secara alami atau natural”. Dengan sifatnya ini maka dituntut keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan, tidak seperti penelitian kuantitatif yang dapat meakilkan orang lain untuk menyebarkan atau melakukan wawancara terstruktur.
Berikut ini disajikan perbandingan singkat dan secara garis besar yang sifatnya umum antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
No.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
1.
Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sumber data sudah mantap, dan rinci sejak awal.
Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent).
2.
Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
Langkah penelitian: baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
3.
Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi.
Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan.
4.
Hipotesis: (jika memang perlu):
a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.
b. Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan---a piori.
Hipotesis:
a. Tidak mengemukakan hipotesisi sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung ---tentatif.
Hasil penelitian terbuka.
5.
Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.
Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
6.
Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti.
7.
Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.
Analisis data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.



B.     Masalah Penelitian
Permasalahan dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan[1]. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai antara kebutuhan yang diinginkan dan kebutuhan yang ada[2].
Dari dua definisi yang dikemukakan ahli tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan peserta didik dalam suatu kelas memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian pelajaran Matematika, namun ternyata nilai rata-rata yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di sebut dengan adanya kesenjangan. Rendahnya nilai rata-rata yang di capai peserta didik merupakan suatu masalah, karena nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan misalnya adalah 75.
Masalah penelitian adalah suatu persoalan yang menarik untuk diteliti, yang mungkin muncul dari kejadian yang tak biasa, dari pernyataan seseorang yang perlu diperbaiki, dari suatu proses yang tidak berjalan dengan semestinya, dari kondisi-kondisi yang perlu ditingkatkan kualitasnya, atau dari kesulitan-kesulitan yang memunculkan banyak pertanyaan untuk menjawabnya. Suatu masalah dapat dipandang cukup penting jika belum dipecahkan dengan tepat atau belum diteliti oleh orang lain. Untuk memperoleh masalah yang dapat diidentifikasi dan digali dari beberapa aspek berikut:

1. Dari pengalaman pribadi
Pengalaman belajar, mengerjakan tugas, menempuh ujian tulis, berdiskusi dengan teman sekelas, atau membuat laporan kegiatan bisa jadi merangsang munculnya permasalahan yang tepat untuk diteliti. Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik pengalaman akademiknya masing-masing sehingga muncul masalah yang bervariasi
2. Dari hasil konsultasi atau diskusi
Suatu masalah seringkali diragukan untuk diteliti sebelum yakin benar bahwa masalah tersebut cukup penting. Untuk itu diperlukan waktu untuk mengkonsultasikannya dengan orang yang lebih berpengalaman (ahli dalam bidangnya) sehingga didapat pandangan lain yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Para mahasiswa yang akan menyusun tesis atau disertasi kadang-kadang tidak cukup yakin bahwa pengalaman membuat skripsi atau tesisnya cukup untuk dijadikan bekal mengidentifikasi masalah yang tepat. Karena itu konsultasi sebelum memilih masalah yang baik selalu diperlukan.
3. Dari perubahan paradigma dalam Pendidikan
Paradigma pendidikan senantiasa berubah dari masa ke masa, perubahan biasanya karena munculnya teori baru yang fenomenal sehingga mempengaruhi para pemegang otoritas untuk mengubah paradigma sebelumnya, perubahan pardigma itu sering diikuti oleh perubahan dalam berbagai hal, seperti dalam kurikulum dan pembelajaran, media dan alat peraga, juga dalam sistem evaluasi dan assesmen. Perubahan dapat melahirkan inovasi-inovasi dalam berbagai implementasi pendidikan. Mengidentifikasi masalah penelitian pendidikan karena adanya perubahan paradigma perlu kejelian dan proses identifikasi yang berulang-ulang.
4. Dari fenomena Pendidikan di dalam kelas, di luar kelas, dan di masyarakat
Fenomena pendidikan yang terjadi di dalam atau di luar kelas bahkan di masyarakat dapat diidentifikasi sehingga melahirkan masalah penelitian pendidikan yang tepat dan penting. Kejelian mengamati proses pendidikan dan dorongan rasa ingin tahu yang tinggi, serta imajinasi yang kuat terhadap sebab akibat proses yang terjadi dapat melahirkan masalah-masalah yang menarik untuk diteliti.

5. Dari hasil membaca Buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian
Membaca hasil penelitian, selain mengetahui beberapa solusi dari masalah yang mungkin juga selama ini kita pikirkan, juga merupakan kunci untuk memunculkan masalah baru yang berkaitan dengan hasil bacaan. Jurnal dan buku teks dapat juga dijadikan bahan identifikasi masalah yang cukup kaya. Jurnal yang baik biasanya memberikan beberapa rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan, baik untuk mencari solusi dari masalah yang belum terpecahkan maupun untuk menguji teori baru yang ditemukan peneliti. Buku Teks yang mutakhir sering memuat ulasan singkat tentang hasil penerapan berbagai teori pendidikan.
Sebelum peneliti melaksanakan penelitiannya, ada baiknya diajukan beberapa calon masalah. Baik tidaknya suatu masalah yang akan ditelliti harus dinilai secara seksama. Suatu masalah dikatakan ’BAIK’ jika memenuhi kriteria berikut:
a) Masalah harus menarik
Untuk kebanyakan peneliti, aspek ketertarikan terhadap masalah adalah hal yang utama. Ketertarikan memberikan motivasi tersendiri dalam mengerjakannya. Tetapi ketertarikan terhadap masalah bukanlah aspek cukup, bila aspek lainnya tidak memungkinkan maka penelitian yang dilakukan kemungkinan besar kurang berjalan sebagaimana mestinya.
Seorang mahasiswa s1 tertarik terhadap masalah bagaimana menguji kreativitas anak berbakat. Aspek ketertarikan disini tidak cukup kuat untuk segera meneliti masalah tersebut, aspek lain yang sangat penting diantaranya apakah ia mampu melakukannya, atau apakah pengetahuannya cukup sesuai untuk memecahkan masalah tersebut.








b) Sesuai dengan teori
Maksudnya, harus ada teori belajar yang mendukung dalam pemecahan masalah tersebut. Contohnya peserta didik (SD) sangat lambat dalam memahami konsep Oprasi bilangan bulat, maka dalam pemecahan masalah tersebut kita menggunakan teori belajar Dienes dalam pembelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam memahami konsep materi tersebut.
c) Dapat memberi manfaat,
Selain harus menarik, suatu masalah adalah baik jika benar-benar akan memberikan manfaat setelah diteliti. Apakah jika ditemukan sesuatu, penemuan itu cukup berarti? Adakah sesuatu yang penting dalam masalah tersebut? Dapatkah temuannya menyumbangkan sesuatu kepada teori baru atau pada praktek di dunia pendidikan. 



















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Ada beberapa ragam penelitian yaitu:
a.       Penelitin ditinjau dari tujuan
b.      Penelitian ditinjau dari pendekatan
c.       Penelitian ditinjau dari bidang ilmu
d.      Penelitian ditinjau dari tempatnya
e.       Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
2.      Permasalahan dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan[1]. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai antara kebutuhan yangdiinginkan dan kebutuhan yang ada[2].














DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta









No comments:

Post a Comment