MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN
RAGAM PENELITIAN
DAN MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
OLEH:
KELOMPOK
1
ISTIQFAR 20700111045
JUSNIATI 20700111046
MUHRAM
VERIAWAN 20700111066
NUR
AZISAH ASRANI 20700111074
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Assalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alaamin,
segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Karena atas berkat, rahmat dan
hidayahnyalah yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelasikan dan menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktu.
Makalah yang kami buat ini, membahas tentang
“RAGAM PENELITIAN DAN MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA”, makalah ini
kami buat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Metodologi Penelitian.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan kami petunjuk atau arahan
dalam membuat makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Samata-Gowa
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penelitian berangkat dari masalah
karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah. Penelitian yang
sistematis diawali dengan suatu persoalan. John Dewey menyatakan bahwa langkah
pertama dalam suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesulitan, hambatan
atau masalah yang membingungkan peneliti (Ary, Jacobs, dan Razavieh, 1982: 73).
Ibarat sebuah tanya jawab, masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan
dicari dalam proses penelitian. Meneliti adalah usaha mendapatkan jawaban dari
masalah yang dihadapi.
Manusia memiliki rasa ingin tahu,
sehingga selalu mencari tahu apa yang tidak diketahuinya. Masalah mencerminkan
ketidaktahuan. Penelitian merupakan usaha manusia mengusahakan ketidaktahuan
dapat berubah menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan
penelitian akan mempersempit wilayah ketidaktahuan karena sudah menjadi
pengetahuan manusia.
Kedudukan masalah dalam penelitian
sangat penting. Pemecahan masalah setengahnya ditentukan oleh kebenaran dalam
perumusan masalahnya. Tidak dapat diharapkan pemecahan masalah dari pertanyaan
yang salah. Pertanyaan masalah akan menentukan metode penelitian, cara pengumpulan
data jenis data dan teknik analisis data yang akan digunakan. Untuk itu bagian
ini dibahas mengenai masalah dan perumusannya dalam penelitian.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal
yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1985). Bila dalam
penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka
sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan
masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah
masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dari materi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
yang di maksud dengan Ragam Penelitian?
2. Apa yang dimaksud dengan masalah
penelitian?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari materi ini adalah sebagai berikut:
1. Agar
pembaca tahu, bagaimana itu ragam penelitian.
2. Agar pembaca tahu, apa yang dimaksud dengan masalah penelitian.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ragam
Penelitian
Banyak
sekali ragam penelitian yang dapat kita lakukan. Hal ini tergantung dari
tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan sebagainya.
1. Penelitan
Ditinjau dari Tujuan
Seorang
peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu. Sebagai contoh disuatu desa secara
berturut-turut terjadi kematian penduduk, terutama anak-anak di bawah umur 5
tahun. Kejadian tersebut kelihatan misterius sehingga menarik perhatian dokter.
Maka dibentuklah sebuah tim untuk mengadakan penelitian dengan maksud untuk
menemukan sebab-musabab terjadinya musibah tersebut. Penelitian semacam ini
dinamakan penelitian eksploratif.
Pada tahun 1970 pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ingin mencoba metode pengajaran
berprograma sebagai metode penyampaian pelajaran. Maka disusunlah seri Buku
Berprograma dan mulai dicoba di sekolah.
Semua kejadian yang berhubungan dengan proses
belajar-mengajar dicatat, diteliti, dan diadakan penyempurnaan seperlunya
sehingga akhirnya diharapkan ditemukannya prototype metode penyampaian dengan
menggunakan Buku Berprograma. Mengadakan percobaan dan penyempurnaan inilah yang
digolongkan sebagai penelitian developmental atau penelitian pengembangan.
Hampir disemua pabrik terdapat sebuah bidang yang bertugas mengadakan
penelitian tentang hasil, mencoba meningkatkan mutu dalam skala luas. Bidang
ini disebut Research and Developmend. Pada saat ini hampir di semua terdapat
bagian R & D ini yang dikenal sebagai bagian Litbang (Penelitian dan
Pengembangan).
Pada tahun 1970 pernah diadakan penelitian tentang rasa
solidaritas rakyat pedesaan, dan dihasilkan suatu kesimpulan. Dua tahun
kemudian seorang peneliti lain mengadakan penelitian yang sama dengan tujuan
untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu.
Penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain inilah
yang dinamakan penelitian verifikatif.
Sebuah lembaga pemerintah mengadakan upaya untuk
meningkatkan disiplin karyawan. Setelah ditemukan strategi yang diperkirakan
paling tepat, lembaga tersebut menyebarkan angket kepada karyawan untuk
menanyakan usul-usul guna mengefektifkan strategi dimaksud. Hasil yang diperoleh dari pengelohan data
angket digunakan untuk menentukan kebijakan yang diambil oleh lembaga
pemerintah tersebut sebagai upaya meningkatkan disiplin karyawan.
2. Penelitian
Ditinjau dari Pendekatan
Apabila
seorang peneliti ingin mengetahui perkembangan kemampuan berpikir anak sekolah
dasar kelas I sampai dengan kelas VI, maka dilakukan dua cara atau pendekatan
bujur dan pendekatan silang.
a. Pendekatan
Longitudinal (Pendekatan Bujur)
Dengan pendekatan ini
maka peneliti mencatat kemampuan berpikir sejak anak duduk di kelas I.
Berturut-turut setiap tahun perkembangan tersebut dicatat yaitu dikelas II,
III, IV, V dan VI. Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu pencatatan
dilakukan. Apabila peneliti melakukan pencatatan pertama pada bulan Juni, maka
pencatatan-pencatatan berikutnya juga harus dilakukan pada bulan yang sama
sehingga kondisinya sama. Tentu saja pendekatan ini ada baiknya karena subjek
yang diamati sama, sehingga factor-faktor intern individu tidak berpengaruh
terhadap hasil. Kelemahannya, waktu penelitian sangat lama dan dikhawatirkan
dalam jangka waktu yang lama ini telah banyak perubahan kondisi karena
perkembangan zaman.
b. Pendekatan
Cross-Sectional (Pendekatan Silang)
Berbeda dengan pendekatan
bujur, maka pendekatan silang tidak menggunakan subjek yang sama. Dalam waktu
yang bersamaan, peneliti mengadakan pencatatan tentang tentang perkembangan
berpikir anak-anak sekolah dasar secara serentak, yaitu kelas I, II, III, IV, V
dan VI. Jelas, satu hal yang menguntungkan adalah bahwa datanya dengan cepat
dapat terkumpul. Padahal data tersebut tidak dikotori oleh pengaruh perubahan
waktu karena waktunya bersamaan. Akan tetapi subjek yang berbeda-beda perlu
juga mendapatkan perhatian dan pertimbangan karena perkembangan seeseorang atau
kelompok satu tahun yang akan datang,
mungkin ada perbedaan, atau bahkan sangat berlawanan keadaannya dengan
perkembangan kelompok yang satu tahun lebih tua.
Jika kita hubungkan dengan pengambilan data secara kontinu,
maka pendekatan cross-sectional (silang) merupakan kompromi antara one-shot
method (menembak satu kali terhadap satu kasus), dan longitudinal method
(menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
3. Penelitian
ditinjau dari Bidang Ilmu
Berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interes, maka
tentu saja bidang ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya menurut siapa yang
mengadakan penelitian. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah:
penelitian terhadap pendidikan (lebih sempit lagi pendidikan guru, pendidikan
ekonomi, pendidikan kesehatan), keteknikan, ruang angkasa, pertanian,
perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya.
4. Penelitian
Ditinjau dari Tempatnya
Pada
umumnya penelitian banyak dilakukan di laboratorium. Untuk masa sekarang yang
bias diteliti di laboratorium bukan monopoli ilmu pengetahuan alam saja, tetapi
banyak bidang, termasuk penelitian bahasa.
Selain
penelitian di laboratorium, penelitian di perpustakaan juga banyak dilakukan.
Analisis isi buku (content analysis) merupakan kegiatan yang cukup
mengasyikkan. Penelitian ini akan menghasilkan suatu kesimpulan tentang gaya
bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis, lay-out, ilustrasi dan
sebagainya.
Penelitian
yang paling banyak dilakukan adalah penelitian kancah atau penelitian lapangan.
Sesuai dengan bidangnya, maka penelitian lapangan berbeda-beda tempatnya.
Penelitian pendidikan mempunyai lapangan bukan sekolah saja tetapi dapat di
keluarga, di masyarakat, asal semuanya mengarah tercapainya tujuan pendidikan.
5. Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif
Diantara banyak
model yang ada dalam penelitian kualitatif, yang dikenal di Indonesia adalah
penelitian naturalistic. Penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan
penelitian kuantitatif dengan alasan bahwa dalam penelitian ini peneliti tidak
menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam pemberian penafsiran
terhadap hasilnya. Namun demikian tidak berarti bahwa dalam penelitian
kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka.
Dalam hal-hal tertentu, misalnya menyebutkan jumlah anggota keluarga, banyaknya
biaya yang dikeluarkan untuk belanja sehari-hari ketika menggambarkan kondisi
suatu keluarga, tentu saja bisa. Yang tidak tepat adalah apabila dalam
pengumpulan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik.
Sebaliknya
dengan penelitian kuantitatif, banyak tituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik
apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.
Selain data berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data informasi
kualitatif.
Nama yang
dibicarakan ini disebut ”kualitatif naturalistik”. Istilah naturalistik
menunjukan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi secara ilmiah, apa adanya,
dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan
pada deskripsi secara alami. Pengambilan data atau penjaringan fenomena
dilakukan dari keadaan yang sewajarnya yang dikenal dengan sebutan ”pengambilan
data secara alami atau natural”. Dengan sifatnya ini maka dituntut keterlibatan
peneliti secara langsung di lapangan, tidak seperti penelitian kuantitatif yang
dapat meakilkan orang lain untuk menyebarkan atau melakukan wawancara
terstruktur.
Berikut ini
disajikan perbandingan singkat dan secara garis besar yang sifatnya umum antara
penelitian kuantitatif dan kualitatif.
No.
|
Penelitian Kuantitatif
|
Penelitian Kualitatif
|
1.
|
Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan,
subjek, sumber data sudah mantap, dan rinci sejak awal.
|
Kejelasan unsur: subjek sampel,
sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya
sambil jalan (emergent).
|
2.
|
Langkah penelitian: segala sesuatu
direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
|
Langkah penelitian: baru diketahui
dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
|
3.
|
Dapat menggunakan sampel dan hasil
penelitiannya diberlakukan untuk populasi.
|
Tidak dapat menggunakan pendekatan
populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak
dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting.
Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan.
|
4.
|
Hipotesis: (jika memang perlu):
a. Mengajukan
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.
b. Hipotesis
menentukan hasil yang diramalkan---a piori.
|
Hipotesis:
a. Tidak
mengemukakan hipotesisi sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian
berlangsung ---tentatif.
Hasil
penelitian terbuka.
|
5.
|
Desain: dalam desain jelas langkah-langkah
penelitian dan hasil yang diharapkan.
|
Desain: desain penelitiannya adalah
fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
|
6.
|
Pengumpulan data: kegiatan dalam
pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
|
Pengumpulan data: kegiatan
pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti.
|
7.
|
Analisis data: dilakukan sesudah
semua data terkumpul.
|
Analisis data: dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data.
|
B. Masalah
Penelitian
Permasalahan dalam
penelitian adalah kesulitan
yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga
diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan[1].
Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai antara kebutuhan
yang diinginkan
dan kebutuhan yang ada[2].
Dari
dua definisi yang dikemukakan ahli tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah penelitian
adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang
diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan
peserta didik dalam suatu kelas memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian
pelajaran Matematika, namun ternyata nilai
rata-rata yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di sebut dengan
adanya kesenjangan. Rendahnya nilai rata-rata yang di capai peserta didik
merupakan suatu masalah, karena nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan
misalnya adalah 75.
Masalah penelitian adalah suatu persoalan yang menarik untuk
diteliti, yang mungkin muncul dari kejadian yang tak biasa, dari pernyataan
seseorang yang perlu diperbaiki, dari suatu proses yang tidak berjalan dengan
semestinya, dari kondisi-kondisi yang perlu ditingkatkan kualitasnya, atau dari
kesulitan-kesulitan yang memunculkan banyak pertanyaan untuk menjawabnya. Suatu
masalah dapat dipandang cukup penting jika belum dipecahkan dengan tepat atau
belum diteliti oleh orang lain. Untuk memperoleh masalah yang dapat
diidentifikasi dan digali dari beberapa aspek berikut:
1.
Dari pengalaman pribadi
Pengalaman belajar, mengerjakan tugas, menempuh ujian tulis,
berdiskusi dengan teman sekelas, atau membuat laporan kegiatan bisa jadi
merangsang munculnya permasalahan yang tepat untuk diteliti. Setiap orang dapat
mengidentifikasi secara unik pengalaman akademiknya masing-masing sehingga
muncul masalah yang bervariasi
2.
Dari hasil konsultasi atau diskusi
Suatu masalah seringkali diragukan untuk diteliti sebelum
yakin benar bahwa masalah tersebut cukup penting. Untuk itu diperlukan waktu
untuk mengkonsultasikannya dengan orang yang lebih berpengalaman (ahli dalam
bidangnya) sehingga didapat pandangan lain yang sebelumnya tidak pernah
terpikirkan. Para mahasiswa yang akan menyusun tesis atau disertasi
kadang-kadang tidak cukup yakin bahwa pengalaman membuat skripsi atau tesisnya
cukup untuk dijadikan bekal mengidentifikasi masalah yang tepat. Karena itu konsultasi
sebelum memilih masalah yang baik selalu diperlukan.
3.
Dari perubahan paradigma dalam Pendidikan
Paradigma pendidikan senantiasa berubah dari masa ke masa,
perubahan biasanya karena munculnya teori baru yang fenomenal sehingga
mempengaruhi para pemegang otoritas untuk mengubah paradigma sebelumnya,
perubahan pardigma itu sering diikuti oleh perubahan dalam berbagai hal,
seperti dalam kurikulum dan pembelajaran, media dan alat peraga, juga dalam
sistem evaluasi dan assesmen. Perubahan
dapat melahirkan inovasi-inovasi dalam berbagai implementasi pendidikan.
Mengidentifikasi masalah penelitian pendidikan karena adanya perubahan
paradigma perlu kejelian dan proses identifikasi yang berulang-ulang.
4.
Dari fenomena Pendidikan di dalam kelas, di luar kelas, dan di masyarakat
Fenomena pendidikan yang terjadi di dalam atau di luar kelas
bahkan di masyarakat dapat diidentifikasi sehingga melahirkan masalah
penelitian pendidikan yang tepat dan penting. Kejelian mengamati proses
pendidikan dan dorongan rasa ingin tahu yang tinggi, serta imajinasi yang kuat
terhadap sebab akibat proses yang terjadi dapat melahirkan masalah-masalah yang
menarik untuk diteliti.
5.
Dari hasil membaca Buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian
Membaca hasil
penelitian, selain mengetahui beberapa solusi dari masalah yang mungkin juga
selama ini kita pikirkan, juga merupakan kunci untuk memunculkan masalah baru
yang berkaitan dengan hasil bacaan. Jurnal dan buku teks dapat juga dijadikan
bahan identifikasi masalah yang cukup kaya. Jurnal yang baik biasanya
memberikan beberapa rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan, baik untuk
mencari solusi dari masalah yang belum terpecahkan maupun untuk menguji teori
baru yang ditemukan peneliti. Buku Teks yang mutakhir sering memuat ulasan singkat
tentang hasil penerapan berbagai teori pendidikan.
Sebelum peneliti melaksanakan penelitiannya, ada baiknya
diajukan beberapa calon masalah. Baik tidaknya suatu masalah yang akan
ditelliti harus dinilai secara seksama. Suatu masalah dikatakan ’BAIK’ jika
memenuhi kriteria berikut:
a) Masalah harus menarik
Untuk kebanyakan peneliti, aspek ketertarikan terhadap
masalah adalah hal yang utama. Ketertarikan memberikan motivasi tersendiri
dalam mengerjakannya. Tetapi ketertarikan terhadap masalah bukanlah aspek
cukup, bila aspek lainnya tidak memungkinkan maka penelitian yang dilakukan
kemungkinan besar kurang berjalan sebagaimana mestinya.
Seorang mahasiswa s1 tertarik terhadap masalah bagaimana
menguji kreativitas anak berbakat. Aspek ketertarikan disini tidak cukup kuat
untuk segera meneliti masalah tersebut, aspek lain yang sangat penting
diantaranya apakah ia mampu melakukannya, atau apakah pengetahuannya cukup
sesuai untuk memecahkan masalah tersebut.
b) Sesuai dengan teori
Maksudnya, harus
ada teori belajar yang mendukung dalam pemecahan masalah tersebut. Contohnya
peserta didik (SD) sangat lambat dalam memahami konsep Oprasi bilangan bulat,
maka dalam pemecahan masalah tersebut kita menggunakan teori belajar Dienes
dalam pembelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam memahami konsep materi
tersebut.
c) Dapat memberi manfaat,
Selain harus menarik, suatu masalah adalah baik jika
benar-benar akan memberikan manfaat setelah diteliti. Apakah jika ditemukan
sesuatu, penemuan itu cukup berarti? Adakah sesuatu yang penting dalam masalah
tersebut? Dapatkah temuannya menyumbangkan sesuatu kepada teori baru atau pada
praktek di dunia pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ada
beberapa ragam penelitian yaitu:
a. Penelitin
ditinjau dari tujuan
b. Penelitian
ditinjau dari pendekatan
c. Penelitian
ditinjau dari bidang ilmu
d. Penelitian
ditinjau dari tempatnya
e. Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif
2. Permasalahan dalam
penelitian adalah kesulitan
yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga
diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan[1].
Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai antara kebutuhan
yangdiinginkan dan kebutuhan yang ada[2].
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta
No comments:
Post a Comment