EFEKTIVITAS
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN
PENDEKATAN REALISTIK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS
VIII MTs.
MADANI ALAUDDIN PAOPAO
KABUPATEN GOWA
DAHLIA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Kampus
II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-Gowa
Abstrak
:
Skripsi ini membahas tentangmodel Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
dengan Pendekatan Realistik terhadap peningkatan hasil belajar matematika MTs.
Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui (1) hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin
Paopao Kabupaten Gowa tanpa menggunakan model Kooperatif Tipe Numbered Head
Together dengan Pendekatan Realistik,
(2) hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao
Kabupaten Gowa menggunakan model Kooperatif Tipe Numbered Head Together
dengan Pendekatan Realistik,(3)
efektivitas model Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan
Pendekatan Realistik terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas
VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.Penelitian ini merupakan jenis
penelitian Quasi Experimental dengan desain penelitian Non-equivalent Control Group Design. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin
Paopao Kabupaten Gowa yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 56 orang
dengan penyebaran yang bersifat homogen. Sampel diambil dengan menggunakan
sampling jenuh dengan mengambil keseluruhan populasi, jadi sampel yang
digunakan adalah 56 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes penilaian hasil belajar siswa terkait materi lingkaran dan lembar
observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif
dan inferensial.Berdasarkan hasil analisis data deskriptif pada kelas kontrol
yaitu nilai rata-rata pretest adalah
53,45 dan nilai rata-rata posttest adalah
68,76. Sedangkan kelas eksperimen nilai rata-rata pretest adalah 54,5 dan nilai rata-rata posttest adalah 78,91.Hasil analisis statistik inferensial untuk
pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh hasil yaitu ( dengan , yang berarti
model Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan
Realistikefektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas
VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
Kata kunci : Hasil
Belajar, Model Kooperatif Tipe NHT, Pendekatan Realistik
LATAR BELAKANG
Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing
di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam
membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya
akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan
banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk
sosial.
Dalam
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, peranan pendidikan matematika
sangat penting karena matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang
mengantar manusia berfikir secara logis dan sistematis. Salah satu yang
menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Guru
secara langsung mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar
menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral. Guru harus mempunyai
kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.
Salah
satu langkah yang dapat ditempuh guru dalam upaya meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa adalahdengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Sepertiyang
dikemukakan Kemp bahwa perluadanya kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong
peserta didikuntuk aktif berpartisipasi. Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan
pembelajaran diharapkan hasil pembelajaran dan retensisiswa dapat meningkat dan
kegiatan pembelajaran lebih bermakna.
Prinsip
dasar pembelajaran kooperatif adalah siswamembentuk kelompok kecil dan salingmengajar
sesamanya untuk mencapaitujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa
yangpandai mengajar siswa yang kurangpandai tanpa merasa dirugikan. Siswakurang
pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang
membantu dan memotivasinya. Pembelajaran kooperatifmengajarkan siswa untuk tolong menolong. Sebagaimana firman
Allahswt dalam QS Al Ma’idah/5: 2
(#qçRur$yès?ur…..n?tãÎhÉ9ø9$#3uqø)G9$#ur(wur(#qçRur$yès?n?tãÉOøOM}$#Èbºurôãèø9$#ur4...
Terjemahnya:
Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran
Dalam ayat tersebut, Allahswt
memerintahkan kita untuk tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dantakwa,
tolong menolong dalam menuntut ilmu merupakan salah satu contohnya, karena Allahswt
mewajibkan kita untuk menuntut ilmu. Akantetapi Allah swt melarang kita untuktolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dalam pengajaran matematika
diperlukan ketekunan dan kreatifitas yang tinggi dari guru untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah di programkan. Perlu ditempuh cara
mengajar dan penggunaan pendekatan yang tepat. Mengingat matematika bersifat
abstrak dan menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya,
maka salah satu upaya mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan
pendekatan realistik.
Penelitian
yang dilakukan olehDwi Maya Fitriani dengan judul Keefektifan Model PembelajaranKooperatif
Tipe Numbered Head Together (NHT) dan STAD Terhadap KemampuanPemecahan
Masalah Peserta didik Pada Kompetensi Dasar Menghitung Keliling dan Luas
Lingkaran di MTsN Kendal Tahun Ajaran 2009/2010, menunjukkan bahwa modelpembelajaran
Kooperatif tipe NHT lebihefektif daripada model pembelajarantipe STAD terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik padakompetensi dasar
menghitung keliling dan luas lingkaran.
Penelitian
yang terkait dengan PMR yang dilakukanoleh Devrim Üzel dan Sevinç MertUyangör
di Balikesir
University denganjudul Attitudes of 7thClass Students Toward Mathematics in Realistic Mathematics Education menunjukkan
bahwasiswa memiliki sikap positif terhadapmatematika setelah pembelajaran
matematika realistik digunakan. Para siswa dalam kelompok eksperimen menyadari kegunaanmatematika
dalam kehidupan sehari-hari setelah instruksi. Hasil penelitian jugamembuktikan
bahwa siswa tidak mau belajar matematika dengan metode tradisional.
Pembelajaran matematikarealistik ini membantu siswa agar lebih tertarikmempelajari
matematika.
Keberadaan
matematika penting dalam kehidupan sehari-hari dan sangat dibutuhkan oleh
manusia. Namun,pada kenyataannya mata pelajaran matematika kurang begitu disukai
oleh sebagianbesar siswa Kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao kabupatenGowa. Berdasarkanhasil
observasi yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut banyaksiswa yang tidak
menyukai mata pelajaran matematika karena dianggap sulit untuk dipahami. Selain
itu, cara mengajar guru yang masih bersifat tradisional yaitu guru menerangkan
dan lebihmendominasi selama proses belajar mengajar dan siswalebih banyak
mencatat. Akibatnya siswa kurang mampu mengembangkan pengetahuannya karena
mereka terfokus pada apa yang diberikan oleh guru.
Rendahnya
kemampuan pemahaman siswa disebabkan oleh rendahnya kualitas pembelajaran
matematika dan dominannya penggunaan metode konvensional, yaitu pembelajaran
yang menekankan kepada penguasaan prosedur dan algoritma, sehingga dalam proses
pembelajarannya siswa dilatih bagaimana cara menyelesaikan soal-soal matematika
saja. Pembelajaran matematika masih berlangsung satu arah, yaitu berupa
penyampaian informasi dari guru ke siswa. Pembelajaran ini menyebabkan
pemahaman siswa terhadap materi menjadi kurang.
Untuk
mengatasi hal tersebut, peneliti mengambil inisiatifuntuk memperbaiki model danpendekatan
pembelajaran matematika. Model yang akan digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe numbered head together, dimana model ini intinya belajar
secara kelompok dengan ciri khasnya adalah adanya penomoran dalam anggota
kelompok dan guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa
memberi tahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya itu. Cara ini menjamin
keterlibatan totalsemua siswa sehingga sangat baik untuk meningkatkan tanggung
jawab individual dalam diskusi kelompok. Pendekatan realistik dapat membantu siswamempelajari
matematika yang bersifat abstrak.Penerapan pendekatan realistikdiharapkan dapat
membantu siswa untuk lebih mudah memahami dan mengingat materiyang diajarkan.
Dari
uraiandi atas, maka penelititertarik ingin melakukan penelitian untuk
mengetahuiapakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT denganpendekatan
realistik efektif dalammeningkatkan hasil belajar matematika siswa. Adapun
judul penelitianyang dilakukan adalah “Efektivitas Model PembelajaranKooperatif
Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik Pada Pokok Pembahasan
Lingkaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs
Madani Alauddin PaopaoKab. Gowa”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latarbelakang masalah, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin
Paopao Kab. Gowa tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe numbered
head together dengan pendekatan realistik pada pokokpembahasan lingkaran?
2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Madani
Alauddin Paopao Kab. Gowa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
numbered head together dengan pendekatan realistik pada pokokpembahasan
lingkaran?
3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together
dengan pendekatan realistik efektifdalam meningkatkan hasil belajar matematika
siswa di kelas VIII MTs Madani AlauddinPaopao Kab. Gowa?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan
dari rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui hasil belajar
matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa tanpa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together
dengan pendekatan realistik pada pokok pembahasan Lingkaran.
2.
Untuk mengetahui hasil belajar
matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan
pendekatan realistik pada pokok pembahasan Lingkaran.
3.
Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe numbered
head together dengan pendekatan realistik efektif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa.
TINJAUAN TEORI
A.
Hasil
Belajar Matematika
1.
Pengertian
Belajar
Belajar
adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan
dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Belajar pada
hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua perubahan
termasuk kategori belajar dan dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan
lingkungan.
2. Teori belajar
Teori
belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajaratau
bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teoribelajar,
diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehansiswa sebagai
hasil belajar.
a.
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori
kontruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka
harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya,
berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.
b.
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan kognitifsebagian
besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak danlingkungan.
Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalamanfisik
dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa
interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi
membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi
lebih logis.
c.
Teori Belajar Bermakna
Terdapat Inti dari
teori Ausubeltentang belajar adalah belajar bemakna. Belajar bermakna merupakan
suatu prosesdikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat dalam strukturkognitif seseorang. Faktor yang paling penting
mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan
ajarilah iademikian. Pernyataan inilahyang menjadi inti dari teori belajar
ausubel. Dengan demikian agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau
informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam
struktur kognitif siswa.
3.
Hasil Belajar
Hasil
belajar matematikaadalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima
pelajaran matematika dan menghasilkan perubahan pengetahuantentang matematika
kearah yang lebih baiklagi. Bloom yang secara garis besarmembaginya menjadi
tiga ranah, yakni ranahkognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga
ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah
itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru disekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
B.
Model Pembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif bernaungdalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari
konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit
jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok untuksaling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi,hakikat
sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajarankooperatif.
C.
Model PembelajaranKooperatif
Tipe Numbered Head Toghether
Numbered
Head Together(NHT) ataupenomoran berpikir bersama
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali
dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalammenelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Dalam
mengajukanpertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase
sebagaisintaks NHT
1.
Penomoran
Dalam fase ini, guru
membagisiswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok
diberi nomor antara 1 sampai 5.
2.
Mengajukan Pertanyaan
Guru
mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi.Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat
Tanya.Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa?” atau berbentuk arahan.
3.
Berpikir bersama
Siswa
menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban
tim.
4.
Menjawab
Langkah
terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari kelompok
yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh
kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab
pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok
tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan.. Kelompok
lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut
Menurut
Ibrahim dan herdian tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran
kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1.
Hasil belajar akademik struktural, bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik
2.
Pengakuan adanya keragaman, bertujuan agar
siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang
3.
Pengembangan keterampilan sosial, bertujuan
untuk mengembangkan ketermpilan sosial. Keterampilan yang dimaksud antara lain
berbagi tugas, aktif bertanya, mengahrgai pendapat orang lain, mau menjelaskan
ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut
Hill kelebihan dari numbered head together yaitu dapat meningkatkan
prestasi belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap
kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa
percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan
keterampilan untuk masa depan, sedangkan kekurangan dari NHT yaitu kemungkinan
nomor yang sudah dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru, tidak semua anggota
kelompok dipanggil guru dan waktu yang dibutuhkan banyak.
D.
Pendekatan Realistik
Pendidikan matematika realistik Indonesia (PMRI) adalah
suatu pendekatan yang dapat membantu guru melaksanakan proses pembelajaran yang
membawa siswa masuk ke dalam konteks dunia nyata, sehingga siswa memiliki kesan
yang berkualitas karena siswa mengalami langsung dalam menemukan konsep
matematika yang dihadapkan dan mereka pelajari.
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran
matematika realistik tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain
pembelajarannya, sebagai pedoman umum sekaligus sebagai alat kontrol dalam
pelaksanannya. Pada intinya komponen pembelajaran matematika
realistik dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.
Memahami
masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan
sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut.
2.
Menjelaskan
masalah kontekstual yaitu jika dalam memahami masalah siswa mengalami
kesulitan, maka guru akan menjelaskan situasi dan kondisi sosial dengan cara
memberikan petunjuk-petunjuk yang seperlunya saja.
3.
Menyelesaikan
masalah kontekstual, yaitu siswa secara individu atau kelompok mampu
menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka masing-masing. Cara
pemecahan masalah yang berbeda-beda lebih di utamakan.
4.
Membandingkan
dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada
siswa untuk membandingkan jawaban dari permasalahan kontekstual secara
berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang dimiliki.
5.
Menyimpulkan,
yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang
suatu konsep atau prosedur.
a.
Kelebihan-kelebihan
pembelajaran matematik realistik
1)
Pembelajaran
matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada
siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
kegunaan matematika pada umumnya.
2)
Pembelajaran
matematika reaslistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada
siswa bahwa matematika adalah suatu kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan
oleh siswa .
3)
Pembelajaran
matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada
siswa bahwa cara penyelesaian masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama
antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.
4)
Pembelajaran
matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada
siswa bahwa untuk menemukan suatu hasil dalam matematika diperlukan suatu proses.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis, Desain, dan Lokasi Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Penelitian
ini dikategorikan ke dalam penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental).Dimana pengontrolan variabelnya hanya dilakukan
pada satu variabel yaitu variabel yang ditentukan oleh peneliti, karena
peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Penelitian ini melibatkan satu peubah bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together
dengan pendekatan realistik.
2.
Desain penelitian
|
Keterangan
X1 :Perlakuan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT denganpendekatan realistik
X2 : Perlakuan dengan pembelajaran konvensional
O1
: Hasil pre-test kelas ekperimen
O2
: Hasil post-test kelas eksperimen
O3
: Hasil pre-test kelas kontrol
O4
: Hasil post-test kelas kontrol
B.
Variabel Penelitian
1.
Variabel Independen
Variabel
independen biasa juga disebut variabel bebas.Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).Yang menjadi variabel independen atau variabel bebas pada
penelitian ini adalah model model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik.
2.
Variabel Dependen
Variabel
dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.Yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah
hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 56 orang.
2.
Sampel
Sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga
memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling jenuh.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan lembar observasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
menggunakan tes
tertulis dalam bentuk tes objektif berupa pilihan ganda danessay.
E.
Teknik Analisa Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tingkat penyesuaian sosial siswa di sekolah dengan tingkat hasil
belajar matematika siswa.
a.
Mencari banyaknya interval kelas
b. Rentang Kelas
c. Menentukan panjang Kelas
d. Rata-rata Mean
e. Presentase (%) nilai
rata-rata
f. Kategorisasi
Tabel 1.1: Kategori Hasil
Belajar
Tingkat Penguasaan (%)
|
Kategori Hasil Belajar
|
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan uji Liliefors dan
menggunakan SPSS 20.
b. Uji Homogenitas Data
3. Statistik Inferensial
Statistik inferensial
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan dan untuk mengetahui
apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
pendekatan realistikefektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII
MTs. Madani Alauddin Paopao kabupaten Gowa.
a.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t dengan
bantuan SPSS.
b. Uji Efektivitas
Jika, R
> 1, secara relatif lebih
efisien daripada , sebaliknya jika R < 1, secara relatif lebih
efisien daripada .
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Deskripsi Penerapan Model Kooperatif Tipe NHTdengan
Pendekatan Realistik.
Model
Kooperatif tipe NHT merupakan jenis pembelajaran
kooperatif dengan ciri khas adanya penomoran pada siswa. Ada empat tahap dalam
model pembelajaran ini, tahap pertama penomoran, guru membagi siswa ke dalam
kelompok dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor.Tahap kedua dalam
model ini yaitu mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada
siswa. Tahap ketiga yaitu berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tim. Tahap terakhir yaitu menjawab, guru menyebut salah satu
nomor dan setiap siswa dari kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus
menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari
kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan.
Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut. Cara
ini menjamin keterlibatan total semua siswa sehingga sangat baik untuk
meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Pendekatan
realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan agar pembelajaran
bertitik tolak pada hal-hal nyata bagi siswa, menekankan keterampilan
berdiskusi dan berargumentasi dengan teman sekelas.Sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada
akhirnya menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah baik secara
individu maupun kelompok.Penerapan pendekatan realistik dapat membantu
siswa untuk lebih mudah memahami dan mengingat materi yang diajarkan.
2.
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
Berikut
ini adalah tabel hasil analisis deskriptif data pretest danposttest kelas kontrol yang telah dikerjakan secara
manual
Tabel
4.1: Nilai Statistik Hasil pretest dan
posttest pada Kelompok Kontrol
Statistik
|
Nilai Statistik
|
|
Pretest
|
Posttest
|
|
Sampel
|
29
|
29
|
Nilai terendah
|
35
|
54
|
Nilai tertinggi
|
75
|
86
|
Nilai rata-rata (
|
53,45
|
68,76
|
Standar Deviasi
|
10,31
|
9,44
|
Koefisien varians relatif
|
19%
|
14%
|
Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelompok
kontrol diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat
setelah dilakukan pembelajaran langsung, yakni nilai rata-rata pretest adalah 53,45 sedangkan nilai rata-rata posttest adalah 68,76 dengan selisih sebanyak 15,31.Jika hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan
presentase setelah dilakukan pretest dan
posttest dimana dikategorikan ke dalam kelompok sebagai berikut:
Tabel
4.2 : Distribusi Frekuensi dan Presentase Hasil belajar Matematika Kelompok
Kontrol pada pretest dan posttest
Tingkat Penguasaan
|
Kategori
|
Pretest kelas Kontrol
|
Posttest kelas Kontrol
|
||
Frekuensi
|
Presentase (%)
|
Frekuensi
|
Presentase (%)
|
||
0-34
|
Sangat rendah
|
0
|
0
|
0
|
0
|
35-54
|
Rendah
|
15
|
52
|
2
|
7
|
55-64
|
Sedang
|
8
|
27
|
10
|
35
|
65-84
|
Tinggi
|
6
|
21
|
16
|
55
|
85-100
|
Sangat Tinggi
|
0
|
0
|
1
|
3
|
Jumlah
|
|
29
|
100
|
29
|
100
|
Berdasarkan pada tabel di atas maka
dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa pada pretest dan posttest sebagai berikut:
1)
Pretest kelompok kontrol
Tidak ada
siswa yang hasil pretest nya berada pada kategori sangat rendah, pada kategori rendah ada 15 siswa dengan presentase 52%, pada kategori sedang ada 8 siswa dengan presentase 27%, pada kategori tinggi
ada 6 siswa dengan presentase 21% dan tidak ada siswa
yang hasil pretest nya mencapaihasil
sangat tinggi.
2)
Posttest kelas kontrol
Tidak ada
siswa dengan hasil pretest berada pada kategori
sangat rendah, pada kategori rendah ada 2
siswa dengan presentase 7%, pada kategori sedang ada 10 siswa dengan presentase
35%, pada
kategori tinggi ada 16 siswa dengan presentase
55% dan pada kategori sangat tinggi ada 1 siswa dengan presentase
3%.
Selanjutnya, penulis menyajikan
presentase nilai rata-rata kenaikan hasil belajar matematika kelompok kontrol
siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang dilihat dari hasil pretest dan postest untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:
Tabel
4.3: Nilai Rata-rata pada Pretest dan
Posttest kelompok Kontrol
Statistik
|
Nilai Statistik
|
|
Pretest
|
Posttest
|
|
Nilai rata-rata (
|
53,48
|
68,76
|
Jadi, selisih rata-rata kenaikan
hasil belajar siswa adalah 15,28 dengan presentase 28%.
3.
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang Diajar dengan Model
Kooperatif Tipe NHTdengan Pendekatan Realistik.
Berikut ini adalah tabel hasil
analisis deskriptif data pretest dan posttest
kelas eksperimen yang telah dikerjakan secara manual.
Tabel
4.5: Nilai Statistik Hasil pretest dan posttest pada Kelompok Eksperimen
Statistik
|
Nilai Statistik
|
|
Pretest
|
Posttest
|
|
Sampel
|
27
|
27
|
Nilai terendah
|
35
|
63
|
Nilai tertinggi
|
80
|
95
|
Nilai rata-rata (
|
54,5
|
78,91
|
Standar Deviasi
|
9,92
|
7,27
|
Koefisien varians relatif
|
18%
|
9%
|
Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen diperoleh
nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat setelah dilakukan
pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan
realistik, yakni
nilai rata-rata pretest adalah 54,5 sedangkan nilai rata-rata posttest adalah 78,91 dengan selisih sebanyak 24,41. Jika hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan
presentase setelah dilakukan pretest dan
posttest dimana dimasukkan ke dalam kategori kelompok
sebagai berikut:
Tabel
4.6 : Distribusi Frekuensi dan Presentase Hasil belajar Matematika Kelompok Eksperimen pada pretest dan posttest
Tingkat Penguasaan
|
Kategori
|
Pretest kelas Eksperimen
|
Posttest kelas Eksperimen
|
||
F
|
Presentase (%)
|
F
|
Presentase (%)
|
||
0-34
|
Sangat rendah
|
0
|
0
|
0
|
0
|
35-54
|
Rendah
|
11
|
41
|
0
|
0
|
55-64
|
Sedang
|
13
|
48
|
1
|
4
|
65-84
|
Tinggi
|
3
|
11
|
19
|
70
|
85-100
|
Sangat Tinggi
|
0
|
0
|
7
|
26
|
Jumlah
|
|
27
|
100
|
27
|
100
|
Berdasarkan pada tabel sebelumnya maka dapat
diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa pada pretest dan posttest sebagai berikut:
1)
Pretest kelas eksperimen
Tidak ada siswa yang berada pada
kategori sangat rendah dan pada kategori rendah ada 11 siswa dengan presentase 41%, pada kategori sedang
ada 13 siswa
dengan presentase 48%, pada kategori tinggi ada 3 siswa dengan presentase 11 %, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tinggi.
Selanjutnya, penulis sajikan dalam bentuk diagram batang untuk lebih
memperjelas gambaran pretest.
2)
Posttest kelompok eksperimen
Tidak ada siswa yang berada pada
kategori sangat rendah dan rendah, pada kategori sedang ada 1 siswa dengan presentase 4%, pada kategori tinggi
ada 19 siswa
dengan presentase 70%, dan pada kategori sangat tinggi ada 7 siswadengan presentase 26%.
Selanjutnya, penulis menyajikan
presentase nilai rata-rata kenaikan hasil belajar matematika kelompok kontrol
siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang dilihat dari hasil pretest dan postest untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:
Tabel
4.7 : Nilai Rata-rata pada Pretest dan
Posttest kelompok Eksperimen
Statistik
|
Nilai Statistik
|
|
Pretest
|
Posttest
|
|
Nilai rata-rata (
|
54,5
|
78,91
|
Jadi, selisih rata-rata kenaikan
hasil belajar siswa adalah 24,41
dengan presentase 42%.
4.
Efektivitas Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT dengan
Pendekatan Realistik terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII MTs. Madani Alauddin
Paopao Kabupaten Gowa.
Pada bagian ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yang ketiga yaitu apakah model kooperatif tipe numbered head together
dengan pendekatan realistik efektif dalam meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu
uji normalitas dan homogenitas, uji hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
a. UjiPrasyarat
1)
Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan
pada data hasil posttest kedua sampel tersebut, yaitu pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dan menggunakan SPSS 20.
Pengujian normalitas pertama
dilakukan pada kelompok kontrol dengan taraf signifikan yang ditetapkan
sebelumnya 0,05 dan ketentuan F(Zi) yaitu 0,5.
Dari hasil pengujian diperoleh . Dalam tabel
statistik untuk uji Liliefors pada taraf signifikan dengan jumlah sampel 29 maka diperoleh .Karena
diperolehnilai (), maka data
tersebut dikatakan berdistribusi normal.
Pengujian normalitas kedua dilakukan
pada kelompok eksperimen dengan taraf signifikan dan ketetapan yang sama dengan
kelas kontrol di atas.Dari hasil
pengolahan data diperoleh . Dalam tabel
statistik untuk uji Liliefors pada taraf signifikan dengan jumlah sampel 27 maka diperoleh . Karena
diperoleh nilai (), maka data
tersebut dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan untuk penggunaan SPSS 20
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
4.9 : Uji Normalitas Data
Kelas
|
Kolmogorov-Smirnov
|
||
Statistic
|
Df
|
Sig.
|
|
Eksperimen
|
0,120
|
27
|
0,200
|
Kontrol
|
0,119
|
29
|
0,200
|
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikannya
0,200 dan dengan jumlah sampel 27 dan 29 maka diperoleh (), maka data
tersebut dikatakan berdistribusi normal.
2)
Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas bertujuan untuk
meihat apakah data pada kedua kelompok berasal dari populasi yang
homogen.Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
Untuk melakukan perhitungan
pada uji homogenitas, maka digunakan uji
F dengan rumus sebagai berikut:
Standar deviasi atau variansi dari
kelas kontrol yaitu 9,92 dan standar deviasi untuk kelas eksperimen yaitu 7,27. Sehingga diperoleh
nilai dari uji F adalah:
Nilai dilihat dari sebaran Snedecor F dengan derajat kebebasan dkpembilang dan penyebut yaitu . Dengan maka yaitu . Dilihat dari
hasil tersebut maka H0 diterima,
itu artinya bahwa kedua kelompok data bersifat homogen.
b. Analisis Inferensial
Analisis inferensial yang dilakukan
oleh peneliti yaitu untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dibab
sebelumnya. Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah uji-t, pengujian hipotesis statistiknya yaitu:
Keterangan:
= Model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan
realistiktidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa di kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
= Model kooperatif tipe NHT
dengan pendekatan realistikefektif dalam meningkatkan
hasil belajar matematika siswa di kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
= Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model kooperatif tipe NHT
dengan pendekatan realistik.
= Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan pembelajaran tanpa model kooperatif tipe NHT
dengan pendekatan realistik.
Analisis
yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji sign (uji t), sebelum
dilakukan uji t telah diketahui
rata-rata kelas eksperimen yaitu hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model kooperatif
tipe NHT dengan pendekatan realistikdan rata-rata kelas kontrol variansi sampel kelas eksperimen dengan
jumlah sampel , variansi sampel kelas kontrol dengan
jumlah sampel .
Analisis
uji t
Berdasarkan
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji efisien, hipotesis yang diajukan adalah model kooperatif tipe NHT
dengan pendekatan realistiktidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa
kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao
Kabupaten Gowa.
Kriteria
pengujian hipotesis yaitu:
-
-
Berdasarkan hasil pengolahan data di
atas maka diperoleh harga
ini selanjutnya dibandingkan dengan
pada
taraf signifikansi maka yaitu
sebesar . Karena nilai () maka dapat disimpulkan bahwa . Rumus Efisiensi relatif digunakan untuk mengetahui apakah model kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan
realistik lebih efektif dibandingkan dengan model konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa. Diketahui varians dan varians Jika, R >
1, secara relatif lebih efisien daripada , sebaliknya
jika R < 1, secara relatif lebih efisien daripada .
Berdasarkan pengolahan data diperoleh R= 1,68 (R > 1) artinya model kooperatif
tipe numbered head together dengan pendekatan realistik lebih efektif
dibandingkan dengan model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII MTs. Madani
Alauddin Paopao Kabupaten Gowa. Hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT
dengan pendekatan realistiklebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yangtidak
diajar menggunakan kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik.Ini berarti
bahwa kooperatif
tipe NHT dengan pendekatan realistikefektif dalam mengingkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao
Kabupaten Gowa.
A. Pembahasan
Rata-rata
hasil belajar matematika siswa yang tidak diajar dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan
realistik lebih rendah dibandingakan dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik, hal ini
dikarenakan pembelajaran langsung yang digunakan pada proses belajar mengajar
tidak mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajarnya. Mereka cenderung pasif
untuk mengerjakan contoh latihan yang disajikan. Mereka ingin dibantu untuk
menyelesaikan contoh soal yang diberikan kepada mereka.
Metode
yang diberikan kurang memancing peserta didik untuk berpikir kreatif dalam
menyelesaikan suatu masalah yang disajikan
oleh peneliti. Model pembelajaran yang diterapkan juga kurang mampu merangsang
pola pikir siswa dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Siswa yang berada
dikelompok kontrol juga sering ingin berikan contoh yang sama dengan soal
latihan yang diberikan.
Hal
ini berbeda dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik. Hasil belajar yang mereka peroleh lebih tinggi dari pada yang tanpa diajar
dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan
realistik.Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan
realistik memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan kerana
barkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa termotivasi untuk
mempelajarinya dan memudahkan siswa mengingat materi yang pernah diajarkan,
tingginya hasil belajar siswa juga disebabkan karena siswa terlibat aktif
selama proses pembelajaran dan saling bekerja sama dalam kelompok belajarnya,
sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam belajar.
Berdasarkan
data hasil observasi langsung pada siswa VIII MTs. Madani Alauddin Paopao
Kabupaten Gowa untuk mengubah hasil belajar dalam bentuk tingkah laku siswa
sebagai berikut:
1)
Presentase
rata-rata siswa yang hadir pada saat pembelajaran yaitu 100% pada kelas eksperimen dan 96% pada kelas kontrol.
2)
Presentase
rata-rata siswa pada kelas eksperimen 87% dan kelas
kontrol yang fokus terhadap materi yang diajarkan yaitu 64%.
3)
Presentase
rata-rata siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal yaitu 74% dan pada kelas kontrol hanya 45%
4)
Presentase
rata-rata siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi
pelajaran yaitu 72% dan pada kelas
kontrol 53%
5)
Presentase
rata-rata siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal dipapan tulis yaitu
78% dan pada kelas kontrol 45%
6)
Presentase
rata-rata siswa yang menjawab dan mengerjakan soal dengan benar yaitu 63% dan pada kelas kontrol 45%
7)
Presentase
siswa yang sering keluar masuk kelas yaitu 3% dan pada kelas kontrol 12%
8)
Presentase
rata-rata siswa yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal yaitu 22% dan
pada kelas kontrol 62%.
Dari
hasil observasi di atas dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami
perubahan tingkah laku yang cukup baik. Bahkan dilihat dari kehadiran mencapai
100% dan hanya
3% siswa yang keluar
masuk kelas saat pelajaran berlangsung, siswa dikelas eksperimen memiliki
rata-rata menjawab soal dengan benar sebesar 63%. Jumlah siswa yang menjawab dan mengerjakan soal dengan benar lebih
sedikit di bandingkan kelompok eksperimen.
Dengan
melihat peningkatan nilai rata-rata siswa kelompok kontrol dan
eksperimen,berdasarkan dari hasil belajar dan lembar observasi mengalami
peningkatan, maka dapat dismpulkan bahwa model kooperatif tipe NHT
dengan pendekatan realistik efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao
Kabupaten Gowa.Hal ini sesuai dengan pendapat Lundgren bahwa model kooperatif tipe NHT
dapat meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki kehadiran siswa, sementara Hill dan Sanjaya
mengatakan bahwa kelebihan dari numbered
head together yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar dan
mengembangkan sikap positif siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model kooperatif tipe NHT
dengan pendekatan realistik mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Hal
ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana pendidikan
matematika realistik diketahui sebagai pendekatan yang telah berhasil di negeri
Belanda, suatu hasil yang menajnjikan dari penelitian yang telah ditunjukkan
bahwa siswa yang memeperoleh pembelajaran dengan pendekatan realistik mempunyai
skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan tradisional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus
lagi dalam aplikasi.
Selain itu
penelitian yang dilakukan
oleh Martini
dengan judul penelitian “Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Realistik dengan Setting
Kooperatif” diperoleh hasil bahwa penerapan pendekatan realistik dengan setting kooperatifpada pembelajaran
matematika di kelas IV SD Inpres Mallengkeri Bertingkat I Makassar dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar siswa. Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yani dengan judul penelitian “Keefektifan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik
Pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1Langgudu Kabupaten Bima”,menunjukkan bahwa model
pembelajaran
Kooperatif tipe NHT dengan Pendekatan Realistik efektif digunakan Pada
Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1 Langgudu Kabupaten Bima.
KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan pustaka dan
hasil analisis data, penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1.
Rata-rata hasil belajar matematika
siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowapada kelas kontrol sebelum
diajar tanpa menggunakan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan
Realistikadalah 53,45 dan setelah diajar tanpa menggunakan model Kooperatif tipe Numbered
Head Together dengan Pendekatan Realistik adalah 68,76 dengan presentase
rata-rata hasil belajar matematika setelah diajar tanpa model Kooperatif tipe Numbered
Head Together dengan Pendekatan Realistik adalah 28%
2.
Rata-rata hasil belajar matematika
siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa kelas eksperimen sebelum
penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan
Realistik adalah 54,5 dan setelah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan
Realistik adalah 78,91 dengan presentase peningkatan rata-rata hasil belajar matematika
setelah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan
Realistikadalah 42%.
3.
Berdasarkan hasil analisis
inferensial diperolah dimana, sedangkan , maka berdasarkan kriteria pengujian
dapat dikatakan bahwa model Kooperatif
Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Reealistikefektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas
VIII MTs.
Madani Aauddin Paopao Kabupaten Gowa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Cet. XIII; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Depdiknas. Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil
Belajar. Http://www.google.com (10 oktober 2010) diakses kembali pada
tanggal 25Februari 2015.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Asdi Mahasatya, 2002.
Ermir. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Eviantri, Teni. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas XI Pada Mata
Pelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Prambuluh”. Skripsi. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, 2013.
Fasha, Nurman
Ardian. “Peranan Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematik”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung 1, (2014): h. 239.
Fitriyani, Dwi Maya. “Keefektifan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan STAD
Terhadap Pemecahan Masalah Peserta didik Pada Kompetensi Dasar Mengitung
Keliling dan Luas Lingkaran di MTsN Kendal”. Skripsi. Semarang: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, 2010.
Ghony, Djunaidi. Penelitian Tindakan Kelas.
Cet. I; Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Hasan, Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistik 2.
Cet
XII; Jakarta: Bumi Aksara,
2001.
Http://innaanisa.blogspot.com/2013/04/makalah/NHT.html
(24 November 2014).
Ishak,
Muh.“Efektivitas Pembelajaran Realistik
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs Negeri
Model Makassar”. Skripsi. Gowa: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar, 2014.
Khalifah Mustamin, Muh, dkk. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Makassar: Alauddin Press, 2009.
Kusuma, Ersanghono, dkk. ”Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT Berbasisi SAVI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan
Laju Reaksi”. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia
Universitas Negeri Semarang 2, no. 1 (2008): 217.
Kwon, Oh Nam,
“Conceptualizing The Realistic Mathematics Education Approach In The Teaching
And Learning Of Ordinary Diffferential Equations”, Journal of Mathematics
Education Department in Ewha Womans University, h. 3.
Lexbin,
Marchasan. “Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan Geometer’s Skethpad
merupakan Salah Satu Pembelajaran yang Relevan dengan Tuntutan Kurikulum Tahun 2013”.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP
Siliwangi Bandung1, (2014): h. 89.
Manfaat, Budi. Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung. Cirebon: Eduvision
Publishing, 2010.
Martini.“Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Realistik dengan
Setting Kooperatif”. Skripsi. Makassar: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, 2006.
Munawaroh. “The
Comparative Study Between The Cooperative Learning Model Of Numbered Head
Together (NHT) And Student Team Achievement Divison (STAD) To The Learning
Achiement In Social Subject”. Journal of Research and Method in Education 5,
(Januari 2015): h. 24
Mustamin, Sitti
Hasmiah. Psikologi Belajar Matematika. Makassar: University Alauddin
Press, 2013.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian
(Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah). Cet IV; Jakarta: Kencana
Prenadamedia, 2014.
Rafiqah. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Kontruktivisme. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2003.
Raharjo,
Hendrik. “Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Membangun Kemampuan Pemahaman, Komunikasi,
dan Disposisi Matemati”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung 1, (2014): h. 218.
Rahmawati, Fitriana. ”Pengaruh Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Dasar”. Kumpulan Makalah Seminar SemirataFakultas MIPA
Universitas Lampung, 2013.
Rapi, Muh. Pengantar Strategi Pembelajaran. Makassar:
Alauddin University Press, 2012.
Saleh, Muhammad.
“Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
(PMR)”, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu (Wadah Informasi Ilmiah dan
Kreativitas Intelektual Pendidikan 13, no. 2, (2012): h. 60.
Sembiring,
Robert K. dkk., “Reforming mathematics Learning inn Indonesian Classrooms
trough RME”, ZDM Mathematics Education, (2008): h. 4.
Setiawan, I M
Dedy. dkk., “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Dan
Asesmen Projek Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dengan
Mengendalikan Kemampuan Numerik pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sawan
Singaraja”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 4, (2014): h. 2.
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Cet. VII; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.
Sudjana, Nana.Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet XIII; Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2001.
Sukmaya, I Made Hendra, dkk.“Pengaruh Model Pembalajaran Kooperatif
Tipe NHT Berbantuan Senam Otak Terhadap Keaktifan d Prestasi Belajar
Matematika”. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar 3, (2013).
Sulasteri, Sri. Penelitian Tindakan Kelas:
Teori dan Aplikasi. Makassar: Alauddin University Press, 2012.
Sunadi. “Pembelajaran Matematik Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa”. Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi
Bandung1, (2014): h. 180.
Tiro, Muhammad
Arif . Dasar-dasar Statistika Edisi Ketiga. Cet XIV; Makassar: Andira
Publisher, 2011.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Cet. II; Jakarta: Kencana, 2010.
Üzel, Devrim dan
Sevinç Mert Uyangör, “Attitudes of 7thClass Students Toward Mathematics in Realistic Mathematics Education”, International Mathematical Forum 1, no.
39 (2006): h. 7.
Widjaja, Yenni B
dan Andre Heck, “How Realistic Mathematics Education Approach and
Microcomputer-Based Laboratory Worked in Lessons on Graping at an Indonesian
Junior High School”, Journal of Science and Mathematics Education in
Southeast Asia 26, No. 2, (2003): h. 5.
Yani, Muhammad, “Keefektifan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik Pada Materi
Perbandingandi Kelas VII SMP Negeri 1 Langgudu Kabupaten
Bima”. Thesis. Makassar:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, 2010.
Yasa, Adi. dkk.,
“Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik Dan
Gaya Kognitif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”,e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Matematika 2,
(2013): h. 6.
Zubainur, Cut Morina.
“Penerapan Pendekatan Matematika Realistik dalam Mengkonstruksi Algoritma
Perkalian Siswa SD”, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas
Intelektual Pendidikan 13, no. 2, (2012): h. 63.
RIWAYAT
HIDUP
Dahlia, lahir pada tanggal 25 April 1992 di Kalero, Kecamatan Kajuara, Kab.
Bone, Sulawesi Selatan. Anak kedua dari pasangan Alm. Massa dan Nurbaya.
Memulai pendidikannya dengan memasuki jenjang pendidikan formal di SD Negeri
262 Pude selama 6 tahundanselesaipadatahun 2005 dan kemudian melanjutkan
pendidikankejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Kajuara danselesaipadatahun
2008. Padatahun yang samapenulismelanjutkanpendidikan di SekolahMenengah Atas
(SMA) Negeri 1 Sinjai,
selamatigatahundanselesaipada tahun 2011. Pada tahun 2011 memasuki
jenjang pendidikan tinggi di Jurusan Pendidikan Matematika Program Strata Satu
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Pengalaman organisasi yakni Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) pendidikan matematika UIN Alauddin Makassar. MEC RAKUS
Makassar, dan MATRIX Study Club UIN Alauddin Makassar.
No comments:
Post a Comment