Monday, 25 January 2016

skripsi matematika: efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe NHT



EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN PENDEKATAN REALISTIK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTs.
MADANI ALAUDDIN PAOPAO KABUPATEN GOWA
DAHLIA
  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
 Kampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-Gowa
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentangmodel Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik terhadap peningkatan hasil belajar matematika MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui (1) hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa tanpa menggunakan model Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik, (2) hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa menggunakan model Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik,(3) efektivitas model Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Experimental dengan desain penelitian Non-equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 56 orang dengan penyebaran yang bersifat homogen. Sampel diambil dengan menggunakan sampling jenuh dengan mengambil keseluruhan populasi, jadi sampel yang digunakan adalah 56 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penilaian hasil belajar siswa terkait materi lingkaran dan lembar observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan inferensial.Berdasarkan hasil analisis data deskriptif pada kelas kontrol yaitu nilai rata-rata pretest adalah 53,45 dan nilai rata-rata posttest adalah 68,76. Sedangkan kelas eksperimen nilai rata-rata pretest adalah 54,5 dan nilai rata-rata posttest adalah 78,91.Hasil analisis statistik inferensial untuk pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh hasil yaitu  ( dengan , yang berarti model Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistikefektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
Kata kunci : Hasil Belajar, Model Kooperatif Tipe NHT, Pendekatan Realistik
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial.
Dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, peranan pendidikan matematika sangat penting karena matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang mengantar manusia berfikir secara logis dan sistematis. Salah satu yang menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Guru secara langsung mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral. Guru harus mempunyai kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.
Salah satu langkah yang dapat ditempuh guru dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa adalahdengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Sepertiyang dikemukakan Kemp bahwa perluadanya kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong peserta didikuntuk aktif berpartisipasi. Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan hasil pembelajaran dan retensisiswa dapat meningkat dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna.
Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswamembentuk kelompok kecil dan salingmengajar sesamanya untuk mencapaitujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa yangpandai mengajar siswa yang kurangpandai tanpa merasa dirugikan. Siswakurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Pembelajaran kooperatifmengajarkan siswa untuk tolong menolong. Sebagaimana firman Allahswt dalam QS Al Ma’idah/5: 2
(#qçRur$yès?ur…..n?tãÎhŽÉ9ø9$#3uqø)­G9$#ur(Ÿwur(#qçRur$yès?n?tãÉOøOM}$#Èbºurôãèø9$#ur4...
Terjemahnya:
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran
Dalam ayat tersebut, Allahswt memerintahkan kita untuk tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dantakwa, tolong menolong dalam menuntut ilmu merupakan salah satu contohnya, karena Allahswt mewajibkan kita untuk menuntut ilmu. Akantetapi Allah swt melarang kita untuktolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dalam pengajaran matematika diperlukan ketekunan dan kreatifitas yang tinggi dari guru untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah di programkan. Perlu ditempuh cara mengajar dan penggunaan pendekatan yang tepat. Mengingat matematika bersifat abstrak dan menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya, maka salah satu upaya mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan realistik.
Penelitian yang dilakukan olehDwi Maya Fitriani dengan judul Keefektifan Model PembelajaranKooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan STAD Terhadap KemampuanPemecahan Masalah Peserta didik Pada Kompetensi Dasar Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran di MTsN Kendal Tahun Ajaran 2009/2010, menunjukkan bahwa modelpembelajaran Kooperatif tipe NHT lebihefektif daripada model pembelajarantipe STAD terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik padakompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran.
Penelitian yang terkait dengan PMR yang dilakukanoleh Devrim Üzel dan Sevinç MertUyangör di Balikesir University denganjudul Attitudes of 7thClass Students Toward Mathematics in Realistic Mathematics Education menunjukkan bahwasiswa memiliki sikap positif terhadapmatematika setelah pembelajaran matematika realistik digunakan. Para siswa dalam kelompok eksperimen menyadari kegunaanmatematika dalam kehidupan sehari-hari setelah instruksi. Hasil penelitian jugamembuktikan bahwa siswa tidak mau belajar matematika dengan metode tradisional. Pembelajaran matematikarealistik ini membantu siswa agar lebih tertarikmempelajari matematika.
Keberadaan matematika penting dalam kehidupan sehari-hari dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Namun,pada kenyataannya mata pelajaran matematika kurang begitu disukai oleh sebagianbesar siswa Kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao kabupatenGowa. Berdasarkanhasil observasi yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut banyaksiswa yang tidak menyukai mata pelajaran matematika karena dianggap sulit untuk dipahami. Selain itu, cara mengajar guru yang masih bersifat tradisional yaitu guru menerangkan dan lebihmendominasi selama proses belajar mengajar dan siswalebih banyak mencatat. Akibatnya siswa kurang mampu mengembangkan pengetahuannya karena mereka terfokus pada apa yang diberikan oleh guru.
Rendahnya kemampuan pemahaman siswa disebabkan oleh rendahnya kualitas pembelajaran matematika dan dominannya penggunaan metode konvensional, yaitu pembelajaran yang menekankan kepada penguasaan prosedur dan algoritma, sehingga dalam proses pembelajarannya siswa dilatih bagaimana cara menyelesaikan soal-soal matematika saja. Pembelajaran matematika masih berlangsung satu arah, yaitu berupa penyampaian informasi dari guru ke siswa. Pembelajaran ini menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi menjadi kurang.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengambil inisiatifuntuk memperbaiki model danpendekatan pembelajaran matematika. Model yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together, dimana model ini intinya belajar secara kelompok dengan ciri khasnya adalah adanya penomoran dalam anggota kelompok dan guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya itu. Cara ini menjamin keterlibatan totalsemua siswa sehingga sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Pendekatan realistik dapat membantu siswamempelajari matematika yang bersifat abstrak.Penerapan pendekatan realistikdiharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami dan mengingat materiyang diajarkan.
Dari uraiandi atas, maka penelititertarik ingin melakukan penelitian untuk mengetahuiapakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT denganpendekatan realistik efektif dalammeningkatkan hasil belajar matematika siswa. Adapun judul penelitianyang dilakukan adalah “Efektivitas Model PembelajaranKooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik Pada Pokok Pembahasan Lingkaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs Madani Alauddin PaopaoKab. Gowa”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang masalah, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe numbered head together dengan pendekatan realistik pada pokokpembahasan lingkaran?
2.      Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik pada pokokpembahasan lingkaran?
3.      Apakah model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik efektifdalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas VIII MTs Madani AlauddinPaopao Kab. Gowa?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik pada pokok pembahasan Lingkaran.
2.    Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik pada pokok pembahasan Lingkaran.
3.    Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa.
TINJAUAN TEORI
A.    Hasil Belajar Matematika
1.      Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar dan dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan.
2.      Teori belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajaratau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teoribelajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehansiswa sebagai hasil belajar.
a.       Teori Belajar Konstruktivisme
Teori kontruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.


b.      Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan kognitifsebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak danlingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalamanfisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya  perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
c.       Teori Belajar Bermakna
Terdapat Inti dari teori Ausubeltentang belajar adalah belajar bemakna. Belajar bermakna merupakan suatu prosesdikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam strukturkognitif seseorang. Faktor yang paling penting mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarilah iademikian. Pernyataan inilahyang menjadi inti dari teori belajar ausubel. Dengan demikian agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.
3.      Hasil Belajar
Hasil belajar matematikaadalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pelajaran matematika dan menghasilkan perubahan pengetahuantentang matematika kearah yang lebih baiklagi. Bloom yang secara garis besarmembaginya menjadi tiga ranah, yakni ranahkognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
B.     Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaungdalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuksaling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi,hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajarankooperatif.
C.    Model PembelajaranKooperatif Tipe Numbered Head Toghether
Numbered Head Together(NHT) ataupenomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalammenelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Dalam mengajukanpertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagaisintaks NHT
1.      Penomoran
Dalam fase ini, guru membagisiswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
2.      Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi.Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat Tanya.Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa?” atau berbentuk arahan.
3.      Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan  tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4.      Menjawab
Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan.. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut
Menurut Ibrahim dan herdian tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1.      Hasil belajar akademik struktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik
2.      Pengakuan adanya keragaman, bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang
3.      Pengembangan keterampilan sosial, bertujuan untuk mengembangkan ketermpilan sosial. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, mengahrgai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Hill kelebihan dari numbered head together yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan, sedangkan kekurangan dari NHT yaitu kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru, tidak semua anggota kelompok dipanggil guru dan waktu yang dibutuhkan banyak.
D.    Pendekatan Realistik
Pendidikan matematika realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan yang dapat membantu guru melaksanakan proses pembelajaran yang membawa siswa masuk ke dalam konteks dunia nyata, sehingga siswa memiliki kesan yang berkualitas karena siswa mengalami langsung dalam menemukan konsep matematika yang dihadapkan dan mereka pelajari.
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran matematika realistik tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain pembelajarannya, sebagai pedoman umum sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanannya. Pada intinya komponen pembelajaran matematika realistik dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.      Memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut.
2.      Menjelaskan masalah kontekstual yaitu jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru akan menjelaskan situasi dan kondisi sosial dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk yang seperlunya saja. 
3.      Menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara individu atau kelompok mampu menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka masing-masing. Cara pemecahan masalah yang berbeda-beda lebih di utamakan.
4.      Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawaban dari permasalahan kontekstual secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang dimiliki.
5.      Menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
a.       Kelebihan-kelebihan pembelajaran matematik realistik
1)      Pembelajaran matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan matematika pada umumnya. 
2)      Pembelajaran matematika reaslistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matematika adalah suatu kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan oleh siswa .
3)      Pembelajaran matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa cara penyelesaian masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.
4)      Pembelajaran matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa untuk menemukan suatu hasil dalam matematika diperlukan suatu proses.
METODE PENELITIAN
A.    Jenis, Desain, dan Lokasi Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental).Dimana pengontrolan variabelnya hanya dilakukan pada satu variabel yaitu variabel yang ditentukan oleh peneliti, karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini melibatkan satu peubah bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik.
2.      Desain penelitian
 O1    X1   O2
O3    X2 O4


R   O3              O4
 
Desain penelitian yang digunakan adalah Non-equivalent Control Group Design. Dapat digambarkan



Keterangan
X1       :Perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT denganpendekatan realistik
X2        : Perlakuan dengan pembelajaran konvensional
O1        : Hasil pre-test kelas ekperimen
O2          : Hasil post-test kelas eksperimen
O3        : Hasil pre-test kelas kontrol
O4        : Hasil post-test kelas kontrol
B.     Variabel Penelitian
1.    Variabel Independen
Variabel independen biasa juga disebut variabel bebas.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Yang menjadi variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah model model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik.

2.      Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
C.    Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Populasi pada penelitian  ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 56 orang.
2.    Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling jenuh.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan lembar observasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu menggunakan tes tertulis dalam bentuk tes objektif berupa pilihan ganda danessay.
E.     Teknik Analisa Data
1.    Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tingkat penyesuaian sosial siswa di sekolah dengan tingkat hasil belajar matematika siswa.
a.      Mencari banyaknya interval kelas
b.      Rentang Kelas
c.       Menentukan panjang Kelas
d.      Rata-rata Mean
e.       Presentase (%) nilai rata-rata
f.      Kategorisasi
Tabel 1.1:  Kategori Hasil Belajar
Tingkat Penguasaan (%)
Kategori Hasil Belajar
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
2.    Uji Prasyarat
a.    Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan uji Liliefors dan menggunakan SPSS 20.
b.   Uji Homogenitas Data
3.    Statistik Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistikefektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs. Madani Alauddin Paopao kabupaten Gowa.
a.    Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan SPSS.
b.      Uji Efektivitas
Jika, R > 1, secara relatif  lebih efisien daripada , sebaliknya jika R < 1, secara relatif  lebih efisien daripada .
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil Penelitian
1.    Deskripsi Penerapan Model Kooperatif Tipe NHTdengan Pendekatan Realistik.
Model Kooperatif tipe NHT merupakan jenis  pembelajaran kooperatif dengan ciri khas adanya penomoran pada siswa. Ada empat tahap dalam model pembelajaran ini, tahap pertama penomoran, guru membagi siswa ke dalam kelompok dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor.Tahap kedua dalam model ini yaitu mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Tahap ketiga yaitu berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. Tahap terakhir yaitu menjawab, guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa sehingga sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Pendekatan realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan agar pembelajaran bertitik tolak pada hal-hal nyata bagi siswa, menekankan keterampilan berdiskusi dan berargumentasi dengan teman sekelas.Sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.Penerapan pendekatan realistik dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami dan mengingat materi yang diajarkan.
2.    Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif data pretest  danposttest  kelas kontrol yang telah dikerjakan secara manual
Tabel 4.1: Nilai Statistik Hasil pretest dan posttest pada Kelompok Kontrol
Statistik
Nilai Statistik
Pretest
Posttest
Sampel
29
29
Nilai terendah
35
54
Nilai tertinggi
75
86
Nilai rata-rata (
53,45
68,76
Standar Deviasi
10,31
9,44
Koefisien varians relatif
19%
14%
Berdasarkan hasil pretest dan  posttest pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat setelah dilakukan pembelajaran langsung, yakni nilai rata-rata pretest  adalah 53,45 sedangkan nilai rata-rata posttest adalah 68,76 dengan selisih sebanyak 15,31.Jika hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan presentase setelah dilakukan pretest dan posttest  dimana dikategorikan ke dalam  kelompok sebagai berikut:
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi dan Presentase Hasil belajar Matematika Kelompok Kontrol pada pretest dan posttest
Tingkat Penguasaan
Kategori
Pretest kelas Kontrol
Posttest kelas Kontrol
Frekuensi
Presentase (%)
Frekuensi
Presentase (%)
0-34
Sangat rendah
0
0
0
0
35-54
Rendah
15
52
2
7
55-64
Sedang
8
27
10
35
65-84
Tinggi
6
21
16
55
85-100
Sangat Tinggi
0
0
1
3
Jumlah

29
100
29
100
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa pada pretest dan  posttest sebagai berikut:
1)      Pretest kelompok kontrol
Tidak ada siswa yang hasil pretest nya berada pada kategori sangat rendah, pada kategori rendah ada 15 siswa dengan presentase 52%, pada kategori sedang ada 8 siswa dengan presentase 27%, pada kategori tinggi ada 6  siswa dengan presentase 21% dan tidak ada siswa yang hasil pretest nya mencapaihasil sangat tinggi.
2)      Posttest kelas kontrol
Tidak ada siswa dengan hasil pretest berada pada kategori sangat rendah, pada kategori rendah ada 2 siswa dengan presentase 7%, pada kategori sedang ada 10 siswa dengan presentase 35%, pada kategori tinggi  ada 16 siswa dengan presentase 55% dan pada kategori sangat tinggi ada 1 siswa dengan presentase 3%.
Selanjutnya, penulis menyajikan presentase nilai rata-rata kenaikan hasil belajar matematika kelompok kontrol siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang dilihat dari hasil pretest dan postest untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:
Tabel 4.3: Nilai Rata-rata pada Pretest dan Posttest kelompok Kontrol
Statistik
Nilai Statistik
Pretest
Posttest
Nilai rata-rata (
53,48
68,76

Jadi, selisih rata-rata kenaikan hasil belajar siswa adalah 15,28 dengan presentase 28%.
3.    Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang Diajar dengan Model Kooperatif Tipe NHTdengan Pendekatan Realistik.
Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif data pretest  dan posttest  kelas eksperimen yang telah dikerjakan secara manual.
Tabel 4.5: Nilai Statistik Hasil pretest dan posttest pada Kelompok Eksperimen
Statistik
Nilai Statistik
Pretest
Posttest
Sampel
27
27
Nilai terendah
35
63
Nilai tertinggi
80
95
Nilai rata-rata (
54,5
78,91
Standar Deviasi
9,92
7,27
Koefisien varians relatif
18%
9%
Berdasarkan hasil pretest dan  posttest pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik,  yakni nilai rata-rata pretest  adalah 54,5 sedangkan nilai rata-rata posttest adalah 78,91 dengan selisih sebanyak 24,41. Jika hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan presentase setelah dilakukan pretest dan posttest  dimana dimasukkan ke dalam kategori kelompok sebagai berikut:
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi dan Presentase Hasil belajar  Matematika Kelompok Eksperimen pada pretest dan posttest
Tingkat Penguasaan
Kategori
Pretest kelas Eksperimen
Posttest kelas Eksperimen
F
Presentase (%)
F
Presentase (%)
0-34
Sangat rendah
0
0
0
0
35-54
Rendah
11
41
0
0
55-64
Sedang
13
48
1
4
65-84
Tinggi
3
11
19
70
85-100
Sangat Tinggi
0
0
7
26
Jumlah

27
100
27
100
Berdasarkan pada tabel sebelumnya maka dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa pada pretest dan  posttest sebagai berikut:
1)        Pretest kelas eksperimen
Tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah dan pada kategori rendah ada 11 siswa  dengan presentase 41%, pada kategori sedang ada 13 siswa dengan presentase 48%, pada kategori tinggi ada 3 siswa dengan presentase 11 %, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tinggi. Selanjutnya, penulis sajikan dalam bentuk diagram batang untuk lebih memperjelas gambaran pretest.
2)        Posttest kelompok eksperimen
Tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah dan rendah, pada kategori sedang ada 1 siswa  dengan presentase 4%, pada kategori tinggi ada 19 siswa dengan presentase 70%, dan pada kategori sangat tinggi ada 7 siswadengan presentase 26%.
Selanjutnya, penulis menyajikan presentase nilai rata-rata kenaikan hasil belajar matematika kelompok kontrol siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa yang dilihat dari hasil pretest dan postest untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:
Tabel 4.7 : Nilai Rata-rata pada Pretest dan Posttest kelompok Eksperimen
Statistik
Nilai Statistik
Pretest
Posttest
Nilai rata-rata (
54,5
78,91
Jadi, selisih rata-rata kenaikan hasil belajar siswa adalah 24,41 dengan presentase 42%.
4.    Efektivitas Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT dengan Pendekatan Realistik terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
Pada bagian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga yaitu apakah model kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas, uji hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
a.    UjiPrasyarat
1)      Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan pada data hasil posttest  kedua sampel tersebut, yaitu pada kelompok eksperimen dan kontrol. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dan menggunakan SPSS 20.
Pengujian normalitas pertama dilakukan pada kelompok kontrol dengan taraf signifikan yang ditetapkan sebelumnya 0,05 dan ketentuan F(Zi) yaitu 0,5.
Dari hasil pengujian diperoleh . Dalam tabel statistik untuk uji Liliefors pada taraf signifikan  dengan jumlah sampel 29 maka diperoleh .Karena diperolehnilai (), maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal.
Pengujian normalitas kedua dilakukan pada kelompok eksperimen dengan taraf signifikan dan ketetapan yang sama dengan kelas kontrol di atas.Dari hasil pengolahan data diperoleh . Dalam tabel statistik untuk uji Liliefors pada taraf signifikan  dengan jumlah sampel 27 maka diperoleh . Karena diperoleh nilai  (), maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan untuk penggunaan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:                              
Tabel 4.9 : Uji Normalitas Data
Kelas
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
Df
Sig.
Eksperimen
0,120
27
0,200
Kontrol
0,119
29
0,200
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikannya 0,200 dan  dengan jumlah sampel 27 dan 29 maka diperoleh  (), maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal.
2)      Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas bertujuan untuk meihat apakah data pada kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
Untuk melakukan perhitungan pada  uji homogenitas, maka digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
Standar deviasi atau variansi dari kelas kontrol yaitu 9,92 dan standar deviasi untuk kelas eksperimen yaitu 7,27. Sehingga diperoleh nilai dari uji F adalah:
Nilai  dilihat dari sebaran Snedecor F dengan derajat kebebasan dkpembilang dan penyebut yaitu . Dengan  maka  yaitu . Dilihat dari hasil tersebut maka H0 diterima, itu artinya bahwa kedua kelompok data bersifat homogen.
b.   Analisis Inferensial
Analisis inferensial yang dilakukan oleh peneliti yaitu untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dibab sebelumnya. Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah uji-t, pengujian hipotesis statistiknya yaitu:
Keterangan:
 = Model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistiktidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
= Model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistikefektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
 = Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik.
 = Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan pembelajaran tanpa model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik.
Analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji sign (uji t), sebelum dilakukan uji t telah diketahui rata-rata kelas eksperimen yaitu hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistikdan rata-rata kelas kontrol  variansi sampel kelas eksperimen  dengan jumlah sampel , variansi sampel kelas kontrol  dengan jumlah sampel .
Analisis uji t
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji efisien, hipotesis yang diajukan adalah model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistiktidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
Kriteria pengujian hipotesis yaitu:
-         
-         
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas maka diperoleh  harga ini selanjutnya dibandingkan   dengan  pada taraf signifikansi  maka  yaitu sebesar . Karena nilai  () maka dapat disimpulkan bahwa . Rumus Efisiensi relatif digunakan untuk mengetahui apakah model kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik lebih efektif dibandingkan dengan model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa. Diketahui varians  dan varians Jika, R > 1, secara relatif  lebih efisien daripada , sebaliknya jika R < 1, secara relatif  lebih efisien daripada .
Berdasarkan pengolahan data diperoleh R= 1,68 (R > 1) artinya model kooperatif tipe numbered head together dengan pendekatan realistik lebih efektif dibandingkan dengan model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa. Hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistiklebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yangtidak diajar menggunakan kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik.Ini berarti bahwa kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistikefektif dalam mengingkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.
A.  Pembahasan
Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang tidak diajar dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik lebih rendah dibandingakan dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik, hal ini dikarenakan pembelajaran langsung yang digunakan pada proses belajar mengajar tidak mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajarnya. Mereka cenderung pasif untuk mengerjakan contoh latihan yang disajikan. Mereka ingin dibantu untuk menyelesaikan contoh soal yang diberikan kepada mereka.
Metode yang diberikan kurang memancing peserta didik untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah yang disajikan oleh peneliti. Model pembelajaran yang diterapkan juga kurang mampu merangsang pola pikir siswa dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Siswa yang berada dikelompok kontrol juga sering ingin berikan contoh yang sama dengan soal latihan yang diberikan.
Hal ini berbeda dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik. Hasil belajar yang mereka peroleh lebih tinggi dari pada yang tanpa diajar dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik.Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan kerana barkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa termotivasi untuk mempelajarinya dan memudahkan siswa mengingat materi yang pernah diajarkan, tingginya hasil belajar siswa juga disebabkan karena siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran dan saling bekerja sama dalam kelompok belajarnya, sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam belajar.
Berdasarkan data hasil observasi langsung pada siswa VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa untuk mengubah hasil belajar dalam bentuk tingkah laku siswa sebagai berikut:
1)      Presentase rata-rata siswa yang hadir pada saat pembelajaran yaitu 100% pada kelas eksperimen dan 96% pada kelas kontrol.
2)      Presentase rata-rata siswa pada kelas eksperimen 87% dan kelas kontrol yang fokus terhadap materi yang diajarkan yaitu 64%.
3)      Presentase rata-rata siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal yaitu 74% dan pada kelas kontrol  hanya 45%
4)      Presentase rata-rata siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yaitu 72% dan pada kelas kontrol 53%
5)      Presentase rata-rata siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal dipapan tulis yaitu 78% dan pada kelas kontrol 45%
6)      Presentase rata-rata siswa yang menjawab dan mengerjakan soal dengan benar yaitu 63% dan pada kelas kontrol 45%
7)      Presentase siswa yang sering keluar masuk kelas yaitu 3% dan pada kelas kontrol 12%
8)      Presentase rata-rata siswa yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal yaitu 22% dan pada kelas kontrol 62%.
Dari hasil observasi di atas dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami perubahan tingkah laku yang cukup baik. Bahkan dilihat dari kehadiran mencapai 100% dan hanya 3% siswa yang keluar masuk kelas saat pelajaran berlangsung, siswa dikelas eksperimen memiliki rata-rata menjawab soal dengan benar sebesar 63%. Jumlah siswa yang menjawab dan mengerjakan soal dengan benar lebih sedikit di bandingkan kelompok eksperimen.
Dengan melihat peningkatan nilai rata-rata siswa kelompok kontrol dan eksperimen,berdasarkan dari hasil belajar dan lembar observasi mengalami peningkatan, maka dapat dismpulkan bahwa model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.Hal ini sesuai dengan pendapat Lundgren bahwa model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki kehadiran siswa, sementara Hill dan Sanjaya mengatakan  bahwa kelebihan dari numbered head together yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar dan mengembangkan sikap positif siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan realistik mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana pendidikan matematika realistik diketahui sebagai pendekatan yang telah berhasil di negeri Belanda, suatu hasil yang menajnjikan dari penelitian yang telah ditunjukkan bahwa siswa yang memeperoleh pembelajaran dengan pendekatan realistik mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam aplikasi.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Martini dengan judul penelitian  Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Realistik dengan Setting Kooperatifdiperoleh hasil bahwa penerapan pendekatan realistik dengan setting kooperatifpada pembelajaran matematika di kelas IV SD Inpres Mallengkeri Bertingkat I Makassar dapat meningkatkan  kualitas proses dan hasil belajar siswa. Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yani dengan judul penelitian “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik Pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1Langgudu Kabupaten Bima,menunjukkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dengan Pendekatan Realistik efektif digunakan Pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1 Langgudu Kabupaten Bima.
KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil analisis data, penulis dapat menyimpulkan  sebagai berikut:
1.      Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowapada kelas kontrol sebelum diajar tanpa menggunakan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistikadalah 53,45 dan setelah diajar tanpa menggunakan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik adalah 68,76 dengan presentase rata-rata hasil belajar matematika setelah diajar tanpa model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik adalah 28%
2.      Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa kelas eksperimen sebelum penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik adalah 54,5 dan setelah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik adalah 78,91 dengan presentase peningkatan rata-rata hasil belajar matematika setelah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistikadalah 42%.
3.      Berdasarkan hasil analisis inferensial diperolah  dimana,  sedangkan , maka berdasarkan kriteria pengujian dapat dikatakan bahwa model Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Reealistikefektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII MTs. Madani Aauddin Paopao Kabupaten Gowa.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. XIII; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Depdiknas. Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil Belajar. Http://www.google.com (10 oktober 2010) diakses kembali pada tanggal 25Februari 2015.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya, 2002.
Ermir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Eviantri, Teni. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Prambuluh”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, 2013.
Fasha, Nurman Ardian. “Peranan Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung 1, (2014): h. 239.
Fitriyani, Dwi Maya. “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan STAD Terhadap Pemecahan Masalah Peserta didik Pada Kompetensi Dasar Mengitung Keliling dan Luas Lingkaran di MTsN Kendal”. Skripsi. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, 2010.
Ghony, Djunaidi. Penelitian Tindakan Kelas. Cet. I; Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Hasan, Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistik 2. Cet XII; Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Ishak, Muh.“Efektivitas Pembelajaran Realistik  dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs Negeri Model Makassar”. Skripsi. Gowa: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2014.
Khalifah Mustamin, Muh, dkk. Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Alauddin Press, 2009.
Kusuma, Ersanghono, dkk. ”Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbasisi SAVI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Laju Reaksi”. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Semarang 2, no. 1 (2008): 217.
Kwon, Oh Nam, “Conceptualizing The Realistic Mathematics Education Approach In The Teaching And Learning Of Ordinary Diffferential Equations”, Journal of Mathematics Education Department in Ewha Womans University, h. 3.
Lexbin, Marchasan. “Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan Geometer’s Skethpad merupakan Salah Satu Pembelajaran yang Relevan dengan Tuntutan Kurikulum Tahun 2013”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung1, (2014): h. 89.
Manfaat, Budi. Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung. Cirebon: Eduvision Publishing, 2010.
Martini.“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Realistik dengan Setting Kooperatif”. Skripsi. Makassar: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, 2006.
Munawaroh. “The Comparative Study Between The Cooperative Learning Model Of Numbered Head Together (NHT) And Student Team Achievement Divison (STAD) To The Learning Achiement In Social Subject”. Journal of Research and Method in Education 5, (Januari 2015): h. 24
Mustamin, Sitti Hasmiah. Psikologi Belajar Matematika. Makassar: University Alauddin Press, 2013.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian (Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah). Cet IV; Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2014.
Rafiqah. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontruktivisme. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2003.
Raharjo, Hendrik. “Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Membangun Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matemati”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung 1, (2014): h. 218.
Rahmawati, Fitriana. ”Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar”. Kumpulan Makalah Seminar SemirataFakultas MIPA Universitas Lampung, 2013.
Rapi, Muh. Pengantar Strategi Pembelajaran. Makassar: Alauddin University Press, 2012.
Saleh, Muhammad. “Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)”, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan 13, no. 2, (2012): h. 60.
Sembiring, Robert K. dkk., “Reforming mathematics Learning inn Indonesian Classrooms trough RME”, ZDM Mathematics Education, (2008): h. 4.
Setiawan, I M Dedy. dkk., “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Dan Asesmen Projek Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dengan Mengendalikan Kemampuan Numerik pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sawan Singaraja”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 4, (2014): h. 2.
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Cet. VII; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.
Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet XIII; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2001.
Sukmaya, I Made Hendra, dkk.Pengaruh Model Pembalajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Senam Otak Terhadap Keaktifan d Prestasi Belajar Matematika”. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar 3, (2013).
Sulasteri, Sri. Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasi. Makassar: Alauddin University Press, 2012.
Sunadi. “Pembelajaran Matematik Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung1, (2014): h. 180.
Tiro, Muhammad Arif . Dasar-dasar Statistika Edisi Ketiga. Cet XIV; Makassar: Andira Publisher, 2011.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Cet. II; Jakarta: Kencana, 2010.
Üzel, Devrim dan Sevinç Mert Uyangör, “Attitudes of 7thClass Students Toward Mathematics in Realistic Mathematics Education”, International Mathematical Forum 1, no. 39 (2006): h. 7.
Widjaja, Yenni B dan Andre Heck, “How Realistic Mathematics Education Approach and Microcomputer-Based Laboratory Worked in Lessons on Graping at an Indonesian Junior High School”, Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia 26, No. 2, (2003): h. 5.
Yani, Muhammad, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together dengan Pendekatan Realistik Pada Materi Perbandingandi Kelas VII SMP Negeri 1 Langgudu Kabupaten Bima”. Thesis. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, 2010.
Yasa, Adi. dkk., “Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik Dan  Gaya Kognitif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”,e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Matematika 2, (2013): h. 6.
Zubainur, Cut Morina. “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik dalam Mengkonstruksi Algoritma Perkalian Siswa SD”, Jurnal Pendidikan Serambi  Ilmu (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan 13, no. 2, (2012): h. 63.




RIWAYAT HIDUP
Dahlia, lahir pada tanggal 25 April 1992 di Kalero, Kecamatan Kajuara, Kab. Bone, Sulawesi Selatan. Anak kedua dari pasangan Alm. Massa dan Nurbaya. Memulai pendidikannya dengan memasuki jenjang pendidikan formal di SD Negeri 262 Pude selama 6 tahundanselesaipadatahun 2005 dan kemudian melanjutkan pendidikankejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Kajuara danselesaipadatahun 2008. Padatahun yang samapenulismelanjutkanpendidikan di SekolahMenengah Atas (SMA) Negeri 1 Sinjai,  selamatigatahundanselesaipada tahun 2011. Pada tahun 2011 memasuki jenjang pendidikan tinggi di Jurusan Pendidikan Matematika Program Strata Satu Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
            Pengalaman organisasi yakni Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) pendidikan matematika UIN Alauddin Makassar. MEC RAKUS Makassar, dan MATRIX Study Club UIN Alauddin Makassar. 


No comments:

Post a Comment