a.
Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi
Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita mengamati adanya perbedaan kondisi
antarwarga. Baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas perbedaan mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ada orang
kaya dan orang miskin, ada orang berkuasa dan ada orang yang tidak berkuasa,
serta ada orang yang dihormati dan ada orang yang tidak dihormati.
Kondisi
cenderung merujuk pada kedaan ekonomi dan sosial seseorang dalam kaitannya
dengan jabatan (kekuasaan), dan peranan yang dimiliki orang bersangkutan di dalam masyarakat.
Status atau kondisi cenderung memperlihatkan tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan orang
lain berdasarkan suatu ukuran tertentu. Ukuran atau tolak ukur yang dipakai
didasarkan pada salah satu kombinasi yang mencakup tingkat pendidikan, prestise
atau kekuasaan.
Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia kondisi adalah keadaan atau kedudukan seseorang.
Sedangkan sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Ekonomi
adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dapat disimpulkan bahwa
kondisi sosial ekonomi adalah keadaan, kedudukan atau posisi seseorang di dalam
masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi. Hal ini ditentukan oleh
banyak hal yang mempengaruhi seperti tingkat pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan.
Sosial
ekonomi menurut Abdulsyani dalam Maftukhah bahwa:
Sosial
ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam manusia yang ditentukan
oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah
tinggal, dan jabatan dalam organisasi.
Sosial
ekonomi menurut Abdulsyani dalam Maftukhah bahwa:
Sosial
ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain
dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya
dalam hubungannya dengan sumber daya.
Posisi
seseorang dalam tatanan masyarakat akan selalu berbeda-beda. Kadang-kadang
seseorang akan menempati kedudukan yang lebih tinggi dan yang lainnya menempati
kedudukan yang rendah. Perbedaan yang mencolok inilah yang akan menimbulkan
adanya stratifikasi dalam masyarakat.
b.
Klasifikasi Kondisi Sosial Ekonomi
Secara sederhana
stratifikasi sosial dapat terjadi karena ada sesuatu yang dibanggakan oleh
setiap orang atau kelompok orang dalam kehidupan masyarakat. Namun berdasarkan
kodratnya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajatnya,
akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu
masyarakat, senantiasa mempunyai status atau kedudukan dan peran.
Menurut Horton dalam Siti Maesaroh bahwa:
Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk
membedakan anggota masyarakat ke dalam suatu kelas sosial ekonomi terbagi
menjadi tiga bentuk yaitu pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
Dari uraian di atas
ada tiga faktor yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi orang tua di yaitu:
1)
Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Tingkat pendidikan secara langsung dan tidak langsung
akan menentukan baik buruknya pola komunikasi
antara anggota keluarga. Selain itu, pendidikan orang tua akan mempengaruhi
persepsinya tentang penting atau tidaknya pendidikan. Dengan dasar pendidikan
yang relatif memadai untuk mampu memberikan makna terhadap nilai, kegunaan dan
pentingnya pendidikan bagi masa depan anaknya sehingga kesungguhan untuk
menambah wawasan dan bekerja keras untuk menyekolahkan anaknya menjadi
cita-cita dan harapan dalam hidupnya. Menurut UU Sisdiknas No. 20 (2003) bahwa :
Indikator
tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
yang dikembangkan.
Tingkat
atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan
bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran.
Menurut UU
Sisdiknas No. 20 (2003), jenjang pendidikan terdiri dari:
1)
Pendidikan
dasar: jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah
anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
2)
Pendidikan
menengah: jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
3)
Pendidikan
tinggi: jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Pendidikan
dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di dalam
masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk
mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk meningkat ke
golongan sosial yang lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagai kesempatan untuk
beralih dari golongan yang satu ke golongan yang lebih tinggi.
Pendidikan
orang tua memainkan peranan penting dalam mengasah keterampilan yang membuat dia
sebagai orang yang siap menjadi pusat identifikasi anak, mengenalkan
nilai-nilai kehidupan, perkembangan kepribadian anak, mencari, dan memperoleh
pekerjaan. Orang tua yang berpendidikan rendah biasanya tindakannya kurang
mempunyai dasar sehingga mudah dipengaruhi oleh orang lain atau ikutikutan.
Adapun orang tua yang berpendidikan tinggi setiap langkahnya akan tenang dan
tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, karena berdasarkan
pengalaman-pengalaman lebih banyak dalam setiap langkah. Jadi orang tua yang
berpendidikan tinggi dalam melaksanakan berbagai upaya pendidikan anak akan
terlintas dalam sikap yang lebih tenang.
Masalah
pendidikan di Kabupaten Bone adalah bagian integral dari sistem pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Bone persentase penduduk menurut pendidikan tertinggi
yang ditamatkan di Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Persentase
Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
di Kab. Bone
No
|
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
|
TIDAK
PUNYA IJAZAH
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/MA
DIPLOMA
I/II
DIPLOMA
III
DIPLOMA
IV/S1/S2/S3
|
37,20
32,89
13,32
11,09
0,98
0,74
3,76
|
|
Jumlah
|
100
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone
Berdasarkan
tabel di atas bahwa persentase penduduk menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan di Kab. Bone ada beberapa tingkatan mulai dari yang tidak punya
ijazah dengan persentase 37,20%, SD/MI dengan persentase 32,89%, SMP/MTs dengan
persentase 13,32%, SMU/MA dengan persentase 11,09, Diploma I/II dengan
persentase 0,98%, Diploma III dengan persentase 0,74% dan Diploma VI/S1/S2/S3
dengan persentase 3,76% dan berdasrkan hasil observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti di Kecamatan Mare Kab. Bone bahwa jenjang pendidikan orang tua
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mare juga memiliki beberapa tingkatan
pendidikan mulai dari jenjang pendidikan tingkat SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan adapula
orang tua siswa yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan Tingkat Pendidikan orang Tua adalah tingkat
pendidikan menurut jenjang yang telah ditempuh, melalui pendidikan formal di
sekolah dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi,
yaitu dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi seperti yang telah diuraikan di
atas.
2)
Pekerjaan
Pekerjaan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh orang tua siswa untuk mencari nafkah.
Bidang-bidang pekerjaan yang ada di masyarakat semakin bertambah banyak yang
masing-masing menuntut keterampilan, kemampuan, keahlian, dan pendidikan yang
berbeda-beda.
Pekerjaan yang
ditekuni oleh setiap orang berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan
perbedaan tingkat penghasilan atau kekayaan masing-masing orang, dari tingkat
penghasilan yang rendah sampai tingkat penghasilan yang tinggi, tergantung
darai pekerjaan yang ditekuninya.
Pekerjaan orang tua
baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi motivasi anak dalam
belajar. Pengaruh tersebut akan menjadi pertimbangan bagi anak untuk memilih
dan menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Jika orang tua anak itu sebagai
pegawai negeri, mereka akan belajar dengan giat agar dapat mencapai pekerjaan
seperti orang tuanya atau lebih dari pekerjaan orang tuanya. Selain itu akan
menarik minat dan keinginan anak untuk belajar yang telah ditempu orang tuanya.
Berdasarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone persentase penduduk yang bekerja
menurut lapangan usaha utama di Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.2
Penduduk yang
Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Bone
No
|
Lapangan
Usaha Utama
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Pertanian
Pertambangan
dan Penggalian
Industri
Listrik,
Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan
Angkutan
dan Komunikasi
Keuangan
Jasa-jasa
Lainnya
|
168.030
-
16.308
-
444
35.844
12.666
1.134
28.284
936
|
|
Jumlah
|
263.646
|
Sumber : Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bone
Berdasrkan
Tabel 2.2 penduduk yang bekerja dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar
penduduk Kab. Bone bekerja di sector pertanian yang berjumlah 168.030 orang
atau 63,73% dari jumlah penduduk yang bekerja. Sektor lain yang juga banyak
menyerap tenaga kerja cukup besar adalah sektor perdagangan dengan jumlah
35.844 orang atau 13,60% dan jasa-jasa sebanyak 28.284 orang atau 10,73%. Berdasrkan
hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di Kecamatan Mare Kab. Bone
bahwa pekerjaan orang tua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mare juga beragam ada
pegawai, petani, pedagang, pengusaha, tukang bangunan dan sebagainya.
Dalam penelitian ini
yang dimaksud dengan pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua
siswa sehari-hari dalam usaha mencari nafkah.
3)
Penghasilan
Penghasilan
orang tua adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari pekerjaan yang
ditekuni dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pendapatan orang tua biasanya
didasarkan atas pekerjaan yang mereka lakukan pada suatu instansi baik instansi
pemerintah maupun swasta, dari pekerjaan itu mereka akan mendapatkan suatu
penghasilan sesuai dengan yang diberikan oleh pihak yang bersangkutan di mana
mereka bekerja.
Kondisi ekonomi keluarga dapat diukur dengan tingkat
kesejahteraan keluarga. Salah satu indikator tingkat kesejahteraan keluarga
adalah tingkat pendapatan keluarga. Pendapatan pada dasarnya adalah
merupakan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup meliputi sandang,
pangan, dan papan. Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan
barang.
Beberapa
pakar yang memberikan defenisi tentang ekonomi (penghasilan) yaitu :
a)
Menurut
Ahli ekonomi Soeharto Sangirm dalam Julkarnain bahwa :
“Keberhasilan pendidikan dalam kehidupan
keluarga, sangatlah dipengaruhi oleh kondisi ekonomi (penghasilan) orang tua
yang bersangkutan”.
b)
Menurut
Slemeto dalam Julkarnain mengatakan bahwa:
Keadaan ekonomi (penghasilan) erat
hubungannya dengan belajar anak, anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokok misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan
lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lai-lain. Fasilitas
belajar itu hanyalah dapat dipahami jika keluarga mempunyai uang yang cukup.
Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap
anak,
karena merupakan wahana atau tempat di mana mereka akan mengembangkan potensi
dirinya. Namun di satu sisi pendidikan formal
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya yang tinggi menjadi salah satu
faktor penghambat memenuhi kebutuhan tersebut.
Keadaan ekonomi
(pendapatan) keluarga erat hubungannya dengan belajar anak, karena fasilitas
belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang sehingga mengakibatkan mereka tidak mampu memberikan pendidikan
yang cukup bagi anak-anaknya terutama pendidikan formal Jika anak hidup dalam
keluarga miskin, kebutuhan pokok anak juga kurang terpenuhi, akibatnya
kesehatan anak terganggu sehingga belajar anakpun terganggu. Oleh karena itu
tingkat pendapatan orang tua erat kaitannya dengan hasil belajar ankanya di
kemudian hari.
Upah Minimum Regional
(UMR) Provinsi Sulawesi Selatan 2013 sebesar 1.440.000. Hasil observasi yang
telah dilakukan oleh peneliti di Kecamatan Mare Kab. Bone bahwa penghasilan
orang tua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mare
ada beberapa tingkatan mulai dari Rp 500.000, Rp 1.000.000,
Rp
2.000.000 dan sebagainya. Berdasarkan uraian ini peneliti menggolongkan
penghasilan orang tua siswa berdasarkan 4 golongan yaitu:
a)
Golongan
orang tua berpendapat rendah, yaitu berpenghasilan
Rp 500.000 perbulan.
b)
Golongan
orang tua berpendapat cukup tinggi, yaitu berpenghasilan
Rp 500.000 – 1.000.000 perbulan.
c)
Golongan
orang tua berpendapat tinggi, yaitu berpenghasilan
Rp 1.000.000 – 2.000.000 perbulan.
d)
Golongan
orang tua berpendapat sangat tinggi, yaitu berpenghasilan
>Rp 2.000.000 perbulan.
Dalam penelitian ini
yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah penghasilan berupa uang yang
diterima sebagai balas jasa dari kegiatan yang dilakukan selama satu bulan
dalam satuan rupiah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap orang
tua akan berbeda antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi
oleh keadaan orang tua sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan
sehari-hari.
Dilihat dari UMR
Provinsi Sulawesi Selatan 2013 yakni sebesar 1.440.000 jauh lebih besar
dibandingkan dengan kategori penghasilan rendah dari orang tua siswa di SMA
Negeri 1 Mare yakni 500.000, akan tetapi dengan pengahsilan tersebut belum
tentu dikatakan kondisi sosial ekonomi orang tua dikatan rendah karena masih banyak
faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa orang tua siswa berpengahsilan Rp
500.000 akan tetapi pemenuhan fasilitas, sarana dan prasarana belajarnya
anaknya masih bisa terpenuhi karena kebutuhan yang lain masih bisa terpenuhi
tanpa harus mengeluarkan uang/ biaya, seperti pemenuhan kebutuhan pokok seperti
beras, sayur-sayuran dan sebagainya, sebagian besar penduduk kecamatan Mare
memiliki lahan pertanian seperti, sawah, kebun, peternakan. Sehingga mereka
tidak harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Dilihat pada Tabel 2.2
tentang lapangan usaha di Kab. Bone bahwa sebagian besar penduduk Kab. Bone
bekerja di sector pertanian dari jumlah penduduk yang bekerja dan salah satunya
adalah Kecamatan Mare sebagian besar penduduk di kecamatan ini memiliki lahan
pertanian dan perkebunan.
Begitupun dengan segi
tingkat pendidikan dan pekerjaan, ada beberapa orang tua siswa dengan tingkat
pendidikan dan pekerjaan rendah tapi belum tentu kondisi sosial ekonominya
dikatakan rendah karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Ada orang tua
siswa tingkat pendidikan yang dikenyaminya hanya SD dan pekerjaan seorang
petani tapi mereka sadar akan betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan
anaknya kelak dihari kemudian sehingga mereka senantiasa memotivasi dan mendorong
anaknya agar tetap sekolah menuntut ilmu yang setinggi-tingginya.
No comments:
Post a Comment